Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak pada hari ini, Selasa (12/4/2022) mengalami kenaikan. Harga minyak jenis Brent naik 1,12 persen menjadi berada di level US$99,58 per barel.
Sementara itu, minyak mentah jenis light sweet atau WTI mengalami kenaikan harga 1,35 persen menjadi seharga US$95,56 per barel. Meski mengalami kenaikan harga, harga minyak pada hari ini lebih rendah dibandingkan pecan sebelumnya yang mencapai di atas US$100 per barel.
Perkembangan konflik geopolitik Rusia dan Ukraina masih menjadi penggerak harga minyak tersebut. Uni Eropa memutuskan untuk mempersenjatai Ukraina karena penjatuhan beragam sanksi dianggap tidak cukup efektif untuk ‘menggoyang’ Rusia.
Setelah perang berlangsung selama enam minggu dan berbagai sanksi dijatuhkan AS dan Uni Eropa, tidak ada indikasi bahwa Rusia akan menghentikan invasi dan segera melakukan perundingan damai. Oleh karena itu, sejumlah negara Uni Eropa mendesak agar Ukraina segera diberi tambahan pasokan persenjataan.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menghimbau negara-negara Uni Eropa untuk memberi tambahan artileri dan persenjataan.
“Kita harus segera mengirimkan artileri dan persenjataan untuk Ukraina. Tidak ada lagi waktu untuk menunggu,” tegas Baerbock, dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/04/2022).
Baca Juga
Ukraina kini tengah menghadapi gempuran Rusia di wilayah Timur, di mana pasukan Rusia tengah berkumpul untuk menyerang wilayah Donbas. Tanpa adanya pasokan persenjataan berat, tentara Ukraina tidak akan mampu menghalau kecanggihan teknologi persenjataan tentara Rusia.
Menteri Luar Negeri Luxembourg, Jean Asselborn menyatakan Uni Eropa kini tengah menghadapi kebingungan.
“Kami [Uni Eropa] kini tengah menghadapi kebingungan untuk memutuskan mana yang lebih penting dilakukan [menjatuhkan] sanksi [bagi Rusia] atau mempersenjatai [Ukraina]. Kesimpulan dari saya dan jika anda menanyakan hal ini kepada saya dua bulan yang lalu, saya akan memilih untuk mempersenjatai Ukraina,” terang Asselborn.
Fokus terbesar Uni Eropa selain mempersenjatai Ukraina adalah pertimbangan sanksi energi bagi Rusia. Uni Eropa telah mengembargo batu bara Rusia minggu lalu, akan tetapi keputusan final baru akan berjalan setelah seluruh negara setuju untuk memulai embargo selama empat bulan.
Para menteri negara-negara Uni Eropa tengah berunding mengenai sanksi embargo minyak Rusia pada hari Senin (12/4/2022), negara-negara Uni Eropa tengah menghadapi kebingungan karena sanksi energi akan memukul perekonomian banyak negara.
Uni Eropa masih mencari cara untuk menghambat pendapat Rusia yang didapatkan dari momentum kenaikan harga minyak pasca invasi.
Pada musim gugur, Jerman akan menghentikan ekspor batu bara dari Rusia dan pada akhir tahun, Jerman akan berhenti impor minyak Rusia. Meski demikian, Jerman masih mengimpor gas Rusia hingga 2024. Karena, proses transportasi gas alam lebih sulit daripada minyak dan batu bara.
“Impor gas tidak bisa dihentikan dalam waktu dekat. Jerman akan mengalami hantaman ekonomi yang lebih besar daripada Rusia [jika berhenti mengimpor gas],” ujar menteri keuangan Jerman, Christian Lindner dilansir dari Al Jazeera, Selasa (12/4/2022).
Sebelumnya, persatuan industri berat Jerman telah mengingatkan pemerintah Jerman bahwa penghentian impor gas akan berdampak pada penurunan produksi dan menyebabkan ribuan orang kehilangan pekerjaan.