Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia akan tetap memanfaatkan energi fosil selama proses transisi energi untuk mengurangi emisi karbon.
Dewan Energi Nasional (DEN) menegaskan, energi fosil tidak akan ditinggalkan selama proses transisi energi, melainkan dikembangkan melalui teknologi terkini supaya energi fosil tersebut menjadi lebih ramah lingkungan.
"Indonesia memilih agar energi fosil tidak phase out dengan mengimplementasikan teknologi bersih untuk mengolah energi fosil," jelas Anggota DEN Satya Widya Yudha dalam acara Diskusi Publik Indef: Keekonomian Gasifikasi Batu Bara, Kamis (07/04/2022).
Salah satu cara untuk mengolah energi fosil, terutama batu bara agar menjadi energi yang lkebih bersih adalah melalui proses gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Menurut Satya, pengembangan DME sesuai dengan kondisi ekspor energi fosil nasional saat ini.
“Saat ini, impor LPG [Indonesia] terus meningkat, sementara ekspor batu bara tertekan. Untuk itu, kita harus menjalankan program strategis untuk mengurangi impor dan menuju kemandirian energi, salah satunya dengan mengembangkan produksi DME dari batu bara,” sambungnya.
Berdasarkan informasi dari situs Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), DME memiliki kemiripan karakteristik dengan LPG, yaitu terdiri atas propan dan butana serta memiliki kesetaraan energi dengan LPG sebesar 1,56-1,76 dengan nilai kalor DME sebesar 30,5 MJ/kg dan LPG 50,56 MJ/kg, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sebagaimana LPG.
Baca Juga
Menurut Satya, DME dapat diproduksi gas sintetis (syngas) yang diproduksi dari batu bara yang kemudian diubah menjadi metanol. Selain itu, DME juga bisa diproduksi secara langsung dari batu bara dengan cara menginjeksikan methanol.
Adapun persentase DME yang dapat dicampurkan ke dalam LPG juga telah dikaji oleh Dewan Energi Nasional.
“Kami dari DEN telah mengkaji persentase DME yang optimal untuk dicampurkan ke dalam LPG adalah 20 sampai 50 persen, jika lebih dari itu kurang efisien,” pungkas Satya.
Mengutip situs Alternative Fuels Data Center Kementerian Energi Amerika Serikat DME tidak mengandung sulfur, tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, dan tidak beracun, sehingga tidak merusak lapisan ozon. DME juga mempunyai nyala api biru, seperti LPG.