Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi adanya lonjakan mobilitas saat arus mudik tahun ini, jika dibandingkan dengan kondisi dua tahun sebelumnya. Seperti diketahui, mudik pada 2020 dan 2021 dilarang maupun sangat dibatasi.
Berdasarkan survei Balitbang Kemenhub Maret 2022, sebanyak 74,9 juta orang berencana untuk melakukan mudik untuk Idulfitri tahun ini. Angka tersebut melonjak sangat tinggi apabila dibandingkan dengan prediksi mobilitas saat Idulfitri 2021, serta libur Natal 2021 dan tahun baru 2022.
Angka prediksi mobilitas mudik tahun ini naik 167,27 persen jika dibandingkan dengan prediksi pada Idulfitri 2021 yakni 29,7 juta orang. Pada saat itu, pemerintah belum mengizinkan mudik secara terang-terangan seperti pada tahun ini.
Kemudian, prediksi mobilitas Idulfitri tahun ini melonjak 297,47 persen dari prediksi mobilitas libur Natal 2021 dan tahun baru 2022 yakni dari 19,9 juta orang.
Untuk Idulfitri tahun ini, masyarakat diizinkan untuk mudik dengan syarat sudah divaksin dosis ketiga atau booster. Sementara itu, bagi yang baru mendapatkan dosis lengkap (kedua) maupun pertama masih bisa mudik dengan syarat menunjukkan hasil negatif Covid-19 melalui rapid test antigen atau RT-PCR.
"Banyak sekali masyarakat yang berminat melakukan booster. Kebijakan ini tentu disambut baik oleh masyarakat, sehingga diprediksi terjadi lonjakan," kata Budi saat rapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga
Budi lalu menyampaikan bahwa sebanyak 36,17 juta orang berencana menggunakan kendaraan darat pribadi baik mobil dan motor untuk mudik tahun ini. Penggunaan kendaraan pribadi jalur darat menjadi yang terbanyak diminati dibandingkan dengan moda lainnya.
Dalam materi yang disampaikannya, Budi menjelaskan sebanyak 24,3 juta orang akan menggunakan kendaraan darat umum, sekitar 8 juta menggunakan moda udara, 7,71 juta menggunakan kereta api, serta 1,1 juta menggunakan transportasi laut.
"Ini harus dicermati dengan baik, kami sudah berkoordinasi dengan stakeholder khususnya dengan Polri untuk melakukan upaya-upaya yang baik," ujar Budi.
Kemudian, Budi memprediksi bahwa puncak arus mudik akan jatuh pada 29-30 April 2022. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi pada 8 Mei 2022.
Lalu, dari 79,4 juta orang yang diprediksi akan mudik, sebagian besar berasal dari Jawa Timur (13,6 juta); Jabodetabek (13 juta); dan Jawa Tengah (11, 2 juta).
"Asal perjalanan paling banyak dari Jawa Timur dan Jabodetabek, lalu tujuan paling banyak menuju Jawa Tengah," terangnya.