Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman Beri Sinyal Setop Batu Bara dari Rusia

Jerman sudah lama ragu menyetop pembelian komoditas energi dari Rusia meski mitra di Uni Eropa telah bersepakat untuk memberi sanksi ke Rusia.
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey

Bisnis.com, JAKARTA - Jerman memberikan sinyal untuk melakukan embargo terhadap batu bara dari Rusia sebagai respons tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan militer Rusia di Ukraina.

Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mengatakan Jerman bisa melepaskan diri dari batu bara Rusia sebelum akhir tahun ini.

Padahal, Jerman sudah lama ragu menyetop pembelian komoditas energi dari Rusia meski mitra di Uni Eropa telah bersepakat untuk memberi sanksi ke Rusia.

Perubahan sikap Berlin pada batu bara mungkin merupakan tanda bahwa negara itu juga siap untuk merelakan minyak dan gas, terlepas dari biaya ekonominya.

"Putin telah melewati banyak garis merah. Pemerintah Jerman mengambil langkah radikal dan cepat untuk mencapai independensi yang sekarang kami lakukan," kata Habeck dalam konferensi pers di Berlin pada Selasa, dilansir Bloomberg, Rabu (6/4/2022). 

Kendati demikian, harga yang harus dibayar Jerman tentu tidak sedikit. Ekonom memperkirakan Jerman akan memangkas hasil produksinya sebesar 6 persen.

Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengaku bahwa bergantung pada minyak, batu bara, dan gas alam pada Rusia adalah kesalahan. Namun, mengalihkan sumber energi ini membutuhkan waktu.

Sebelumnya, beredar gambar warga sipil yang ditembak mati di jalan-jalan di pinggiran kota Kiev. Rusia dituduh bertanggung jawab atas insiden itu, tetapi Rusia mengatakan itu provokasi yang dibuat-buat.

Mendengar kabar itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Eropa harus menghapus sepenuhnya impor bahan bakar fosil dari Rusia.

"Kita seharusnya sudah melakukannya setelah 2014,” kata Baerbock.

Rusia adalah pemasok batu bara terbesar bagi Eropa. Jika digabungkan, Jerman, Belanda, Turki, dan Polandia menerima 24 persen dari total ekspor batu bara Rusia pada 2021, menurut International Energy Agency.

Sekitar 10 persen listrik Jerman dihasilkan dari pembakaran batu bara keras, bahan bakar fosil yang paling kotor. Tidak seperti negara tetangga Prancis, negara itu memiliki sedikit tenaga nuklir sebagai opsi.

Sementara itu, mengalihkan pasokan gas dari Rusia bakal lebih rumit dan penuh risiko, mengingat Jerman menerima 40 persen bahan bakar dari Rusia.

Pekan lalu, Chief Executive Officer raksasa bahan kimia Jerman BASF SE memperingatkan bahwa beralih dari impor Rusia bisa memakan waktu setengah dekade dan mengancam bencana ekonomi jika dilakukan tergesa-gesa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper