Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BIS Ingatkan Bank Sentral Dunia, Era Kenaikan Suku Bunga Tak Bisa Dihindari

Bank for International Settlements (BIS) mengingatkan bank sentral di seluruh dunia bahwa tingkat suku bunga kebijakan perlu naik level agar menyesuaikan kondisi inflasi yang lebih tinggi.
Suasana di restoran Ahumada Avenue di Santiago, Chili, Minggu (28/3/2022). Chili adalah salah satu negara yang tengah berkutat dengan inflasi tinggi. Cristobal Olivares/Bloomberg
Suasana di restoran Ahumada Avenue di Santiago, Chili, Minggu (28/3/2022). Chili adalah salah satu negara yang tengah berkutat dengan inflasi tinggi. Cristobal Olivares/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kedatangan era kenaikan suku bunga acuan tidak akan bisa dihindari setelah gelombang inflasi menghampiri banyak negara. Pemerintah di dunia harus segera bertanggung jawab untuk mengamankan pertumbuhan ekonomi.

Managing Director Bank for International Settlements (BIS) Agustin Carstens mengatakan kenaikan harga di negara maju dan berkembang akan bertahan untuk beberapa saat.

Kondisi itu muncul pada saat pasar tenaga kerja ketat dan berlangsungnya tren deglobalisasi.

Kepala dari lembaga keuangan yang sering disebut bank sentralnya bank sentral ini menegaskan pembuat kebijakan tidak lagi memiliki kelonggaran untuk mendukung pertumbuhan dan ketenagakerjaan.

Untuk itu, perlunya perubahan paradigma di bank sentral. "Mendorong pertumbuhan jangka panjang yang tangguh tidak dapat bergantung pada stimulus ekonomi makro yang berulang, baik itu moneter atau fiskal," katanya, seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (5/4/2022).

Menurutnya, hal itu hanya dapat dicapai melalui kebijakan struktural yang memperkuat kapasitas produktif perekonomian.

Carstens memperingatkan munculnya ketidakpastian pada sinyal inflasi terhadap pengukur pasar di AS dan sebagian besar Eropa.

Sementara itu, kenaikan biaya di satu sektor meluas ke sektor lain, pertumbuhan upah meningkat dan kemunduran globalisasi mengurangi tekanan disinflasi.

Dia mengatakan sudah jelas bahwa tingkat suku bunga kebijakan perlu naik level agar menyesuaikan kondisi inflasi yang lebih tinggi.

"Kemungkinan besar, ini akan membutuhkan suku bunga riil untuk naik di atas level netral untuk sementara waktu supaya memoderasi permintaan," ungkapnya.

Seperti diketahui, gelombang kenaikan inflasi terjadi di berbagai belahan dunia. Kondisi itu mendesak bank sentral untuk meninggalkan kebijakan moneter yang longgar setelah merespons pandemi.

"Kita tidak boleh berpikir bahwa tekanan inflasi akan segera berakhir. Memang, dampak penuh harga dari disrupsi pada 2021 masih terjadi dalam sistem," ujarnya.

Alasannya, katanya, konsumen masih lebih banyak membeli barang ketimbang jasa. Sementara itu, kemacetan pada logistik masih terus berlangsung.

Ditambah lagi, perang Rusia di Ukraina memicu kenaikan biaya makanan dan komoditas sehingga berdampak pada bisnis dan rumah tangga dan rantai pasok global semakin tercekik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper