Bisnis.com, JAKARTA : Pemerintah memperhitungkan total potensi sumber daya perikanan di seluruh perairan laut mencapai sekitar 12 juta ton yang tersedia tetapi dengan penerapan penangkapan terukur, penangkapan dibatasi maksimal 6 juta ton per tahunnya.
Selain mendalami potensi PNBP dari sektor perikanan, redaksi Bisnisindonesia.id juga menyoroti sejumlah berita ekonomi dan bisnis lainnya yang dikemas secara analitik dan lebih mendalam.
Berikut lima berita piihan redaksi bisnisindonesia.id untuk edisi Sabtu (2/4)
1. MENGUKUR POTENSI PNBP PENANGKAPAN IKAN TERUKUR
Sejak awal tahun ini pemerintah sudah menerapkan konsep penangkapan ikan terukur berbasis kuota guna menjaga kesimbangan lingkungan dan menjalankan usaha perikanan yang lestari.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperhitungkan total potensi sumber daya perikanan di seluruh perairan laut mencapai sekitar 12 juta ton yang tersedia.
Namun dengan penerapan penangkapan terukur, KKP membatasi penangkapan sumber daya ikan di seluruh wilayah Indonesia maksimal 6 juta ton per tahunnya.
Apabila setiap kilogram ikan bernilai Rp20 ribu dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diterima pemerintah sebesar 10 persen maka potensi penerimaan negara dari kegiatan penangkapan ikan bisa mencapai Rp12 triliun setahun.
2. JALUR LAMBAT EKSPANSI MANUFAKTUR DI TENGAH TEKANAN PPN
Laju ekspansi manufaktur Indonesia bergerak makin lambat menutup kuartal I/2022. Namun, tantangan pada triwulan selanjutnya bakal makin berat seiring dengan naiknya PPN serta berlanjutnya kendala eksternal seperti tekanan harga bahan baku impor.
Hari ini, Jumat (1/4/2022), IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret bertengger di level 51,3 alias naik sangat tipis dari bulan sebelumnya di posisi 51,2.
Kendati masih bertahan di zona ekspansi di atas ambang 50, kinerja manufaktur Maret terpelanting cukup jauh dari capaian Januari di level 53,7. Capaian pada bulan ketiga tahun berjalan juga merefleksikan pertumbuhan bulanan paling lambat dalam 8 bulan terakhir.
3. INDUSTRI ASURANSI UMUM DALAM BAHAYA PERSAINGAN TAK SEHAT
Persaingan di industri asuransi umum kerap mengarah pada persaingan harga yang tak lagi sehat akibat rebutan nasabah di tengah pasar yang masih terbatas. Kondisi ini dinilai berbahaya bagi kelangsungan industri dan berpotensi merugikan nasabah dalam jangka panjang.
Industri asuransi umum mencakup banyak lini usaha, seperti asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kargo laut dan angkutan laut, asuransi penerbangan, asuransi kredit, dan banyak lainnya.
Saat ini, tidak kurang dari 71 pelaku industri yang memperebutkan pangsa pasar asuransi umum. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat penetrasi industri asuransi nasional baru sekitar 3,11 persen per Juli 2021, mencakup asuransi jiwa dan asuransi umum.
4. HIDUP MATI TERMINAL 1 SOEKARNO – HATTA
Terminal 1 Bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng kembali aktif. Terminal milik PT Angkasa Pura II (Persero) ini seolah bangkit setelah sempat mati suri akibat pandemi.
AP II memutuskan untuk mengaktifkan lagi operasional penerbangan di terminal ini. Kebijakan perseroan tersebut diambil seiring dengan proyeksi meledaknya penumpang angkutan udara selama musim Lebaran Idulfitri tahun ini.
Pembukaan ini menandai dua tahun buka tutupnya operasional Terminal 1 Bandara Soetta. Pasalnya, pandemi sempat menggerus volume penumpang pesawat terbang, hingga berimbas pada pembatasan penggunaan terminal di bandar udara.
5. INFLASI 2022 TERGELINCIR MINYAK GORENG DIJERANG NAIKNYA PERTAMAX
Perjalanan inflasi tahun 2022 di dunia dan di Indonesia hingga Maret diwarnai sejumlah kondisi yang kurang menyenangkan.
Di dunia ancaman inflasi global terjadi akibat perang Rusia dan Ukraina. Di Indonesia, ancaman inflasi terjadi sejalan dengan kenaikan PPN 11 persen, lonjakan harga minyak goreng, hingga kenaikan harga BBM jenis Pertamax.
Langkah pemerintah menaikkan PPN menjadi 11 persen, pencabutan HET minyak goreng, dan keputusan menaikan harga Pertamax menjadi tiga hal yang mengiringi pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) soal inflasi Maret 2022. Hal itu terjadi sehari menjelang Ramadan 2022.
Dalam catatan BPS, tingkat inflasi komponen inti pada Maret 2022 mengalami peningkatan yang tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.