Bisnis.com, JAKARTA - Moda transportasi darat menjadi preferensi tertinggi untuk digunakan saat arus mudik tahun ini. Untuk itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menyiapkan berbagai hal untuk menyambut peningkatan pergerakan menjelang Idulfitri yang diprediksi hampir menyamai periode prapandemi atau 2019.
Berdasarkan survei Balitbang Kemenhub terkini pada Maret 2022, sekitar 79 juta orang berencana untuk melakukan mudik tahun ini. Pada sisi penggunaan transportasi, tiga moda teratas yang akan digunakan yakni mobil pribadi sebanyak 21,3 juta orang (26,8 persen); sepeda motor sebanyak 14,9 juta orang (18,7 persen); dan bus 12,9 juta orang (16,3 persen).
"Memang saya sudah bisa prakirakan untuk transportasi darat banyak persoalan dan permasalahan. Tentunya, effort-nya juga nanti cukup banyak yang kita lakukan untuk menjadi visi transportasi darat saat lebaran ini," tutur Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi pada webinar, Kamis (31/3/2022).
Budi menegaskan bahwa angkutan mudik pada 2022 ini akan sangat berbeda dengan dua tahun sebelumnya, di mana pergerakan sangat dibatasi bahkan mudik dilarang oleh pemerintah. Dia menyebut tahun ini akan lebih mirip dengan 2019 saat keadaan masih normal.
"Kita ada kemiripan dengan 2019 walaupun ada persyaratan perjalanan yang nanti akan dibawa masyarakat," jelas Budi.
Perbedaannya pada tahun ini, lanjut Budi, yakni tidak akan ada pos pengecekan persyaratan perjalanan seperti tahun-tahun sebelumnya. Adapun, pos yang ada yakni ditujukan untuk pelayanan misalnya untuk random testing Covid-19.
Beberapa hal yang akan disiapkan oleh Kemenhub untuk menghadapi arus mudik Idulfitri 1443 misalnya melaksanakan random testing Covid-19 misalnya di rest area jalan tol, simpul transportasi darat, dan terminal.
"Lalu ada juga jembatan timbang yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan kita jadikan juga untuk rest area untuk pelayanan masyarakat terutama pemudik yang menggunakan sepeda motor yang cukup banyak sekali. Dari hasil survei sepeda motor perkiraan kita sekitar 15 juta kendaraan yang akan digunakan oleh masyarakat," jelasnya.
Kemudian, Budi menyebut akan sangat memungkinkan untuk menerapkan contraflow pada arus mudik dan balik di jalan tol, serta beberapa kawasan pariwisata. Di samping itu, one way juga berpotensi untuk dilakukan meskipun masih akan dirumuskan dalam beberapa waktu ke depan terkait dengan waktu pelaksanaannya.
Selanjutnya, Kemenhub dan Korlantas Polri akan turut membahas soal penggunaan jalur alternatif apabila terjadi kemacetan, rampcheck, dan manajemen rest area agar tidak dipenuhi oleh pemudik sehingga menyebabkan kemacetan.
"Akan ada pengaturan lebih lanjut soal rest area yang cukup bagus. Kami juga ingin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memaksakan diri apabila rest area penuh, kita harapkan masyarakat bisa memanfaatkan rest area perkotaan atau exit tol yang tidak terlalu jauh dengan kota-kota yang akan dilalui," jelasnya.