Bisnis.com, JAKARTA – PT Energi Pelabuhan Indonesia atau yang dikenal dengan IPC Eco Power menggenjot investasi untuk transisi menuju pelabuhan hijau.
Direktur Utama PT Energi Pelabuhan Indonesia Imanuddin menuturkan sudah menyusun peta jalan atau roadmap pelabuhan hijau selama dua tahun hingga tiga tahun mendatang. Perubahan menuju pelabuhan hijau ini akan dimulai dengan sistem shore power connection.
Sistem ini merupakan penyediaan tenaga listrik dari pelabuhan ke kapal di dermaga, di mana mesin utama dan mesin bantunya dimatikan. Dia menjelaskan Shore Power ini dapat menghemat konsumsi bahan bakar yang seharusnya digunakan untuk daya kapal saat di pelabuhan serta mengurangi polusi udara di pelabuhan akibat konsumsi bahan bakar dari permesinan bantu kapal.
Nilai investasinya pun bergantung kepada besaran ukuran dan lokasi pelabuhan serta model unitnya. Dimulai dari US$300.000 hingga US$1,2 juta. Bahkan ada yang mencapai US$4 juta.
“Invetasinya nggak bisa disamaratakan, karena lebar dermaga beda penyesuaian dan harus dilihat harga komponen yang membangun. Kami di Pelindo sedang membahas apakah investasi ini seratus persen dari anak usaha atau nanti dikoordinasi oleh holding. Jadi holding sebagian dan sebagian anak usaha lain,” ujarnya, Kamis (31/3/2022).
Dalam rencana yang disusun oleh anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (persero) tersebut, transisi akan dimulai dari peti kemas domestik dilanjutkan dengan kapal peti kemas internasional, dan setelah itu kendaraan terminal utama berjalan dengan paralel. Pada tahap terakhir baru akan digunakan multipurpose.
Baca Juga
Saat ini, di Tanjung Priok sendiri IPC Eco Power sudah membangun sebanyak dua unit shore power connection secara mobile dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar @500 kVA. Saat ini sudah ada pelayaran seperti Meratus yang memanfaatkannya. Lima unit kapal milik Meratus telah siap menerima sumber listrik dari darat.
Penghematan atau efisiensi yang diperoleh dari perusahaan pelayaran adalah sebesar 15 persen sampai 30 persen dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil. Imanuddin memperkirakan kebutuhan untuk menjadi pelabuhan hijau menyeluruh di Tanjung Priok adalah sebanyak 19 sampai 20 unit Shore Power Connection. Pengadaan atau investasinya harus dilakukan secara gradual.
“Setelah melihat dalam kondisi saat ini. Tidak hanya di Tanjung Priok tapi juga harus dimulai dari pelabuhan lain seperti di Belawan juga merencanakan pembangunan satu dua supaya prosesnya berjalan paralel dan manfaatnya kepada pelayaran lebih optimal. Tak hanya pada saat kedatangan di pelabuhan tujuan tapi juga saat keberangkatan di pelabuhan asal,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok Wisnu Handoko mengatakan setiap bisnis investasi membutuhkan kepastian. Sebagai regulator, pihaknya akan menyusun regulasi lokal yang mendukung investasi menuju pelabuhan hijau.
“Rencana kami waktu dekat aturannya juga hari ada karena mengandung persyaratan teknis dan resiko investasi,” jelasnya.
Saat ini pihaknya masih berfokus utama mendorong pelabuhan hijau di Pelabuhan Tanjung Priok.