Bisnis.com, JAKARTA – Pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri diprediksi menurun kendati kondisi pandemi Covid-19 mulai berangsur baik setelah dilonggarkannya protokol kesehatan.
Berdasarkan data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), sejak 2020 pengiriman PMI terus mengalami penurunan.
Pengamat ketenagakerjaan Payaman Simanjuntak melihat dampak pandemi akan masih terasa di tahun ini dan memberikan kendala pengiriman PMI. Dampak ini pun akan mengarah pada kontribusi remitansi yang diperkirakan juga masih terus turun.
“Sebagai dampak pandemi dalam dua tahun ini, pengiriman PMI menjadi sangat terkendala. Jadi remitansi untuk tahun 2022 diperkirakan akan sangat menurun,” kata Payaman, Senin (28/3/2022).
Selain terkendala akibat dampak Covid-19, menurut Payaman pengiriman juga dipengaruhi oleh menurunnya permintaan dan keterbatasan pelatihan bagi calon PMI.
“Masalah pengiriman PMI sekarang ini adalah tetutama menurunnya permintaan. Masalah kedua, juga karena pandemi, keterbatasan untuk melatih calon PMI sebelum diberangkatkan,” ujarnya.
Perlu diketahui, lima negara yang menjadi primadona PMI pada 2021, yaitu Hongkong, Taiwan, Italia, Singapura, dan Polandia. Jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pembantu rumah tangga yang mencapai 52.475 dari total keseluruhan PMI sebanyak 72.624 pada 2021.
Berbanding lurus dengan pengiriman, remitansi ikut menurun sejak 2020. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada 2020 turun 0,14 persen bila dibandingkan dengan 2019.
Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI hari ini, Senin (28/3/2022), mendesak kepada BP2MI untuk memprioritaskan pelatihan peningkatan keahlian dan keterampilan melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta. Selain itu, juga melalui BLK Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang berstandar internasional bagi calon PMI.
Sementara itu, Kemenaker terus melakukan pemaksimalan penempatan kerja di berbagai negara. Kemenaker melihat potensi besar pada kebutuhan tenaga perawat karena tingginya kepedulian masyarakat global terhadap kesehatan dan pola hidup sehat.
“Jumlah permintaan tenaga kerja yang paling banyak didominasi oleh sektor hospitality dan kesehatan,” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam keterangan tertulis, Selasa (15/3/2022).
Menaker Ida menjelaskan, khusus untuk tenaga kesehatan, peluang kerja yang ada di Kuwait sangat besar. Untuk lowongan tenaga kesehatan yang diajukan melalui job order sejak Juli 2021 hingga Maret 2022 berjumlah 315 lowongan.