Bisnis.com, JAKARTA - Gambaran dari rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang akan menaikkan suku bunga hingga level di atas 2,5 persen hingga 3 persen dalam beberapa waktu ke depan diyakini akan meruntuhkan perekonomian Amerika Serikat.
Investor Bill Gross yang juga pengendali Pacific Investment Management Co. di AS mengatakan kenaikan suku bunga sulit diterima kalangan investor. Pasalnya, iklim investasi AS semakin terbiasa dengan suku bunga rendah. Kenaikan akan memukul perekonomian dengan dalam
"Kita baru saja terbiasa dengan suku bunga yang semakin rendah dan tingkat yang lebih tinggi akan merusak pasar perumahan," ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Jumat (18/3/2022),
Dia mengatakan Federal Reserve tidak akan bisa menaikkan lebih tinggi dari batas 2,5 - 3 persen meski inflasi tumbuh semakin mengkhawatirkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 0,25 - 0,5 persen dan memberikan sinyal kenaikan dalam enam kali pertemuan pada tahun ini.
Hal itu dilakukan sebagai upaya menangkal inflasi tercepat dalam 40 tahun terakhir, meskipun kebijakan ini akan membawa risiko pada pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Gross dikenal dalam dunia investasi sebagai raja obligasi. Dia mengkritik rendahnya suku bunga acuan yang menurunkan minat menabung dan menambah euforia pada saham populer dari media sosial atau saham meme dan NFT.
"Ini semua tidak masuk akal," ujarnya kepada Financial Times. Menurutnya, orang Amerika tidak bisa mendapat imbal hasil pada dana pensiun mereka.
Pivot kebijakan The Fed pada Jumat menunjukkan langkah hawkish bank sentral yang lebih cepat dengan pengetatan kebijakan dan memungkinkan adanya tindakan yang agresif.
Sementara itu, Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan lebih baik menaikkan suku bunga di atas 3 persen hingga akhir tahun. Adapun Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari beralih mendukung kenaikan setelah mengakui salah dalam menilai inflasi.