Bisnis.com, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) melalui anak usahanya PT Hakaaston (HKA) akan memasok sebanyak 2.200 ton aspal untuk kebutuhan pekerjaan paket 6 proyek pembangunan Tol Cilenyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Direktur Utama HKA J. Aries Dewantoro mengatakan pihaknya untuk mendukung target penyelesaian proyek pada tahun ini, pihaknya memastikan pengoptimalan pasokan aspal. Dari total 6 paket proyek pembangunan tol Cisumdawu sepanjang 62,6 kilometer (KM), HKA telah memasok untuk beberapa paket pekerjaan.
Adapun, HKA telah mamasok aspal untuk paket 1 dan 2 pada 2020, dan pada paket 3 pada 2021 dengan total kontrak volume ketiga paket sebesar 16.450 ton.
"Sementara itu pada 2022 ini, HKA tengah mempersiapkan produksi aspal sebesar 2.200 Ton untuk kebutuhan pekerjaan paket 6 dengan main contractor Girder Indonesia," ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Jumat (18/3/2022).
Aries mengatakan bahwa semua paket pekerjaan suplai aspal untuk jalan tol yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa ini dikerjakan oleh Unit Produksi HKA di wilayah Jawa Barat, di antaranya Unit Produksi Palimanan, unit produksi Losarang dan unit produksi Nagreg.
Ketiganya merupakan unit produksi Asphalt Mixing Plant yang memproduksi Hotmix jenis Asphalt Concrete – Base (AC - Base), Asphalt Concrete – Binder Course (ACBC) dan lapisan aspal beton paling atas Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC).
Baca Juga
Kontrak pekerjaan yang telah didapat HKA pada ruas Tol Cisumdawu ini menambah persentase pendapatan eksternal perseroan yang juga sejalan dengan target RKAP 2022.
“Saat ini HKA menyasar sejumlah proyek strategis nasional(PSN) dan proyek penggunaan anggaran pendapatan bersih daerah (APBD) untuk meningkatkan target pendapatan eksternal sebesar 30 persen,” ungkapnya.
Hingga saat ini, HKA terus meningkatkan mutu dan kualitas produk aspal pada setiap produksinya serta melakukan utilisasi alat – alat berat agar pekerjaan tepat waktu sesuai target.
Pada 2022 ini HKA menganggarkan sebesar Rp54,8 Miliar yang akan digunakan untuk investasi alat seperti moulding, peremajaan alat penunjang produksi besi beton, batching plant serta peralatan penunjangnya, hingga alat berat serta kendaraan penunjang proyek.
“Sumber capex kami berasal dari sumber dana internal perusahaan dan sumber pembiayaan eksternal,” ungkapnya.