Bisnis.com, JAKARTA — Potensi angin Indonesia memang cukup besar. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021–2030, kapasitas PLTB ditetapkan sebesar 597 megawatt (MW) atau 1,5 persen dari kapasitas pembangkit secara keseluruhan.
Lantas, seperti apa taktik pemerintah dalam menjinakkan tenaga bayu sebagai sumber energi yang berkelanjutan?
Selain ujian keseriusan Indonesia untuk memanfaatkan angin sebagai sumber energi nonfosil yang berkelanjutan, sejumlah isu menarik dikupas di Bisnisindonesia.id. Mulai dari sejumlah saham emiten yang terdampak IPO GoTo hingga jalan terjal menjinakkan inflasi jelang Ramadan.
Berikut highlight Bisnisindonesia.id, Kamis (17/3/2022) :
Mengukur Efek Domino IPO GoTo pada Emiten Terafiliasi
Langkah initial public offering (IPO) yang ditempuh oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. saat ini turut menarik perhatian masyarakat kepada saham emiten-emiten lain yang terafiliasi dengan grup perseroan. Seberapa besar efek domino langkah GoTo ini terhadap emiten-emiten itu?
Berdasarkan penelusuran Bisnis, setidaknya ada enam emiten yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia dan memiliki afiliasi atau hubungan bisnis dengan GoTo.
Dua emiten menjadi investor di GoTo, yakni PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM). Sementara itu, empat emiten lainnya sahamnya dipegang oleh GoTo, yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), PT Multipolar Tbk. (MLPL), dan PT Blue Bird Tbk. (BIRD).
Berdasarkan keterbukaan informasi terakhir di BEI, ASII menyuntikkan modal di GoTo sebanyak US$250 juta atau setara dengan Rp3,57 triliun (kurs Rp14.300), sedangkan TLKM berinvestasi melalui anak usahanya yakni Telkomsel sebanyak dua kali, masing-masing US$150 juta atau Rp2,14 triliun.
Sementara itu, anak usaha GoTo yakni Gopay atau PT Dompet Karya Anak Bangsa memiliki 21,4 persen saham ARTO, sedangkan Gojek atau PT Aplikasi Karya Anak Bangsa memiliki 6 persen saham MPPA. GoTo juga membeli saham MLPL pada Oktober 2021 sebanyak 4,8 persen, sedangkan di BIRD sebanyak 4,33 persen.
Jika menilik perincian rencana penggunaan dana IPO GoTo yang ditargetkan sebesar Rp17,99 triliun, tidak ada pengungkapan secara spesifik tentang adanya dana yang akan mengalir ke emiten-emiten yang menjadi afiliasi GoTo tersebut.
Minat Investor SR016 Tak Surut Meski Diadang Sentimen Negatif
Tingginya sentimen negatif eksternal tidak begitu memengaruhi minat investasi investor ritel terhadap instrumen surat berharga negara (SBN) ritel seri sukuk ritel (SR) SR016. Meskipun demikian, gairah investasi investor atas instrumen ini tidak lagi setinggi seri sebelumnya.
Masa penawaran instrumen SR016 akan segera berakhir Kamis (17/3/2022) pukul 10.00 WIB. Hingga Rabu (16/3) pukul 18.45 WIB, total pemesanan instrumen ini sudah mencapai Rp17,8 triliun, tinggal Rp2,2 triliun lagi menuju targetnya Rp20 triliun.
Instrumen ini sudah dipasarkan sejak 25 Februari 2022 lalu dengan tingkat kupon sebesar 4,95 persen per tahun. Kupon ini bersifat tetap, tetapi instrumennya bersifat tradable atau dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Ini berbeda dibandingkan dengan instrumen SBN ritel berbasis tabungan, seperti saving bond retail (SBR) atau sukuk tabungan (ST) yang kuponnya bersifat mengambang dengan batas bawah, tetapi tidak dapat ditransaksikan di pasar sekunder (nontradable).
Jika menilik ke belakang, capaian penjualan instrumen SR016 ini tidak mampu menyaingi pendahulunya, yakni seri SR015 yang dipasarkan tahun lalu.
Pada tahun lalu, SR015 menjadi seri SBN ritel dengan nilai penjualan tertinggi, yakni Rp27 triliun, di antara total enam seri SBN ritel yang dijual tahun lalu.
Sementara itu, seri yang lebih awal lagi, yakni SR014 berhasil dipasarkan dengan total pemesanan Rp16,7 triliun. Dalam hal ini, SR016 yang dipasarkan bulan ini berhasil melampaui capaian seri tersebut yang dipasarkan tepat setahun yang lalu atau pada periode yang sama seperti seri SR016 ini.
Adapun, besaran kupon SR016 ini memang tidak lagi setinggi seri sebelumnya. SR015 dan SR014 masing-masing mendapatkan kupon sebesar 5,1 persen dan 5,47 persen. Namun, berdasarkan pengalaman pemasaran SBN ritel selama ini, minat investor tidak melulu bergantung pada besaran kupon.
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat
Menjinakkan Energi Angin untuk Tenaga Listrik
Ibarat dua sisi mata uang, energi angin mempunyai dua sisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, energi angin bisa membawa musibah bagi kehidupan manusia, seperti halnya angin badai atau topan.
Di sisi lain, energi angin bisa membawa berkah melimpah jika dimanfaatkan dengan baik, salah satunya sebagai sumber pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang dikutip dari situs setkab.go.id, dari 166 lokasi yang diteliti, terdapat 35 lokasi yang mempunyai potensi angin yang bagus dengan kecepatan angin di atas 5 meter per detik pada ketinggian 50 meter.
Daerah yang mempunyai kecepatan angin bagus tersebut, di antaranya Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), pantai selatan Jawa dan pantai selatan Sulawesi. Selain itu, LAPAN juga menemukan 34 lokasi yang kecepatan anginnya mencukupi dengan kecepatan 4 sampai 5 meter per detik.
Potensi angin Indonesia memang cukup besar. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021–2030, kapasitas PLTB ditetapkan sebesar 597 megawatt (MW) atau 1,5 persen dari kapasitas pembangkit secara keseluruhan.
Beberapa lokasi yang telah dan sedang dikembangkan menjadi PLTB, di antaranya adalah Jeneponto dan Bantul. PLTB Jeneponto yang terletak di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (2/7/2018).
PLTB dengan kapasitas 75 MW tersebut akan membantu pasokan listrik di Wilayah Sulselbar dengan kekuatan putaran 30 buah turbin kincir angin.
Selanjutnya, ada PLTB Bantul yang rencananya akan dikembangkan di sepanjang pantai selatan mulai Pantai Samas hingga Pantai Pandasimo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLTB Bantul merupakan PLTB terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari Program Infrastruktur Ketegalistrikan (PIK) yang lebih dikenal dengan Program Listrik 35.000 MW. Dengan 30 turbin angin yang rencananya akan dipasang, nantinya bisa dipanen 50 MW listrik.
Hanya saja, peoyek PLTB pantai selatan Bantul yang rencananya dikembangkan oleh investor Amerika Serikat, yakni PT UPC Renewables Indonesia tidak berlanjut karena terkendala persoalan teknis.
Di Jawa Barat, juga akan dibangun PLTB di kawasan wisata Pantai Sayang Heulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dalam perencanaan RPBN, proyek yang didanai oleh Pemerintah Denmark ini setidaknya akan dibangun 29 tower setinggi 130 meter yang berjejer di sepanjang garis pantai selatan Kabupaten Garut, dan akan menghasilkan listrik hingga 500 MW.
Pemandangan di Pulau Padar, salah satu objek wisata unggulan di Labuan Bajo, selain Taman Nasional Komodo/ M. Taufikul Basari
Labuan Bajo, Magnet Investasi Properti yang Tak Kenal Mati
Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas/Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP)
Labuan Bajo menjadi satu dari lima KSPN Prioritas/DPSP bersama Danau Toba di Sumatra Utara; Borobudur di Magelang, Jawa Tengah; Mandalika di Nusa Tenggara Barat; dan Likupang di Sulawesi Utara. Semua pembangunan infrastruktur di setiap KSPN/DPSP direncanakan secara terpadu.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah melakukan berbagai pembenahan di Labuan Bajo dengan memaksimalkan potensi dan segala kekayaan alamnya.
Salah satu destinasi pariwisata yang disiapkan Kementerian PUPR adalah Puncak Waringin yang berjarak sekitar 1 km dari Bandara Komodo. Pembenahan Puncak Waringin mencakup pembangunan Gedung Utama seluas 350 m2 yang merupakan lounge dan pusat cendera mata serta viewing deck.
Masih di Puncak Waringin, dibangun pula bangunan komersial seluas 525 m2 yang berfungsi sebagai kios lengkap dengan toilet serta musala dan area tenun.
Di lokasi yang sama Kementerian PUPR juga membangun ruang terbuka publik seluas 1.700 m2 yang dilengkapi dengan amfiteater seluas 267 m2 dan area parkir seluas 235 m2. Seluruh pekerjaan mengedepankan kualitas artistik dan unsur seni.
Selain penataan kawasan Puncak Waringin, Kementerian PUPR juga meningkatkan kualitas layanan jalan di Labuan Bajo. Sejumlah pekerjaan peningkatan konektivitas yang dilakukan yakni penanganan ruas dalam kota sepanjang 16,8 km yang terdiri atas peningkatan jalan, trotoar, dan drainase Jalan Soekarno Atas 2,19 km, Jalan Soekarno Bawah 2,01 km, Jalan Simpang Pede 4,51 km, Jalan Yohannes Sahadun 4,05 km, dan peningkatan jalan kawasan pariwisata Waecicu 4 km.
Peningkatan kualitas layanan jalan tersebut diiringi dengan penataan kawasan pedestrian sehingga memiliki trotoar kualitas premium dengan menggunakan batu andesit yang ditata rapi. Konsep penataan trotoar jalan tetap mempertahankan tata hijau dengan ditanami pohon agar teduh, terutama tanaman lokal seperti Sakura Flores dan Flamboyan.
Kementerian PUPR juga menata kawasan Batu Cermin seluas 0,92 hektare melalui pembangunan sejumlah fasilitas seperti Gedung Gua Batu Cermin yang terdiri atas plaza, auditorium, toko cendera mata, pusat informasi, kantor pengelola, dan toilet.
Selain itu, dibangun amfiteater, rumah budaya, area parkir mobil dan bus, serta jalur trekking menuju gua. Pekerjaan jalur trekking Gua Batu Cermin dilaksanakan dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) yang melibatkan warga setempat sebagai pelaku pembangunan.
Penataan kawasan Batu Cermin diharapkan akan mendukung kegiatan seni dan budaya lokal dengan harapan mampu menciptakan penataan ruang publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Mengantisipasi Ancaman Inflasi Jelang Ramadan dan Idulfitri
Inflasi belakangan menjadi kata-kata yang menghantui perekonomian global. Di dalam negeri, pemerintah Indonesia pun tak lepas perhatiannya atas kemungkinan terjadinya inflasi. Pasok kebutuhan dalam negeri, terutama bahan kebutuhan pokok, menjadi hal krusial apalagi menjelang Ramadan pada awal April dan Idulfitri di bulan Mei 2022.
Krisis geopolitik di eropa timur menimbulkan ancaman pada perekonomian dunia. Negara-negara berkembang, terutama yang tergantung pada impor gandum Ukraina paling depan menghadapi ancaman. Selain harga gandum yang meningkat, mereka juga dibayangi kelangkaan pangan.
Indonesia meski belum terdampak langsung krisis Kroasia, mulai mewaspadai risiko melonjaknya indeks harga konsumen. Pangkal soalnya sama, perang Rusia-Ukraina yang berpotensi mengerek tingkat inflasi serta mengganggu rantai pasok global.
Menurut Presiden Joko Widodo, perang Rusia-Ukraina menyebabkan inflasi pangan di sejumlah negara. Rusia mengalami inflasi sampai 12,3 persen, Amerika Serikat (AS) naik 6,9 persen, hingga Turki yang melejit 55 persen.
Indonesia saat ini tingkat inflasi pangannya masih terkendali, berada di posisi 3,4 persen. Adapun, target inflasi untuk 2022 dipatok di angka 3 persen ± 1 persen.
Setelah dicekam pandemic Covid-19, daya beli masyarakat di Indonesia relatif terganggu. Pembatasan mobilitas membuat pergerakan masyarakat tidak leluasa. Selanjutnya, hal itu berdampak pada tingkat konsumsi. Itu sebabnya, pemerintah sempat meluncurkan stimulus demi menggerakkan roda perekonomia.
Dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, kata Presiden, pemerintah masih mempertahankan stabilitas harga pangan dan energi sehingga indeks harga konsumen (IHK) masih dalam kendali.
Akan tetapi, pemerintah memiliki keterbatasan untuk tetap menjaga stabilitas harga di tengah diamika ekonmi global tersebut.