Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA Ingin Pelayaran Nasional dan Asing Dapat Perlakuan Sama

INSA menilai perusahaan pelayaran nasional dan asing perlu mendapatkan perlakuan yang sama untuk meningkatkan daya saing logistik.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto (kanan), memberikan paparan, Senin (25/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto (kanan), memberikan paparan, Senin (25/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Shipowners Association (INSA) menilai peningkatan daya saing logistik memerlukan perlakuan yang sama bagi perusahaan pelayaran nasional dan asing.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan pelayaran nasional perlu mampu berkompetisi sekaligus mempertahankan distribusi logistik nasional. Dia juga menekankan perlunya perlakuan yang sama bagi pelayaran nasional dan internasional.

"Terutama dalam hal kebijakan fiskal dan biaya investasi yg murah. Dengan demikian pelayaran nasional bisa bertahan bersaing di internasional," jelas Carmelita, Selasa (15/3/2022).

Dia menyambut baik adanya pembukaan rute pelayaran logistik langsung ke luar negeri, oleh perusahaan nasional. Saat ini pun sudah ada pelayaran nasional yang menjalani rute internasional baik ke Asia Timur dan Selatan.

Kendati demikian, saat ini kapal-kapal yang menjalani rute mancanegara tersebut masih menggunakan bendera asing karena pendanaan masih bersumber dari overseas bank.

Salah satu pelaku pelayaran logistik, Mediterranian Shipping Company (MSC), mencatat sudah melayani direct call dari Jakarta--Australia. Pelayaran langsung yang dimiliki MSC mengoperasikan dua layanan (services) setiap minggunya yakni Kiwi Service dan Capricorn Service.

Managing Director MSC Indoneisa Dhany Novianto mengatakan ekspansi logistik tanah air bisa dilakukan dengan seamless collaboration serta dengan menjaga ekosistem logistik di salam satu wadah seperti National Logistic Ecosystem (NLE).

"[Lalu] memperkuat hard infrastruktur semisalnya pembenahan pelabuhan terminal untuk menjadi world class terminal sehingga bisa menarik lebih banyak direct call dari Indonesia. Dan juga soft infrastuktur harus juga diperhatikan supaya sumber daya manusia kita menjadi jauh lebih kompeten," tutur Dhany.

Dhany menyebut saat ini belum ada rencana untuk memperluas rute direct call ke negara lain, selain yang sudah ada saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper