Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, BI Perkuat Kebijakan

Neraca perdagangan pada Februari 2022 kembali mencatat surplus, membuat Bank Indonesia (BI) terus memperkuat sinergi kebijakan.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan pada Februari 2022 kembali mencatat surplus yakni US$3,83 miliar, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai US$0,96 miliar.

Kinerja positif ini melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menilai, surplus neraca perdagangan telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/3/2022).

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Februari 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Surplus perdagangan non migas pada Februari 2022 mencapai US$5,73 miliar, lebih tinggi daripada Januari 2022 sebesar US$2,29 miliar.

Perkembangan positif tersebut didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas dari US$18,27 miliar  pada Januari 2022 menjadi US$19,47 miliar pada Februari 2022.

Adapun peningkatan kinerja ekspor nonmigas dipengaruhi oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti batu bara, logam mulia, dan timah, serta produk manufaktur, termasuk berbagai produk kimia yang membaik.

Selanjutnya, jika melihat dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, AS dan Jepang masih tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global.

Impor nonmigas juga dilaporkan masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang terus berlanjut.

Sementara itu, Erwin menyampaikan, defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi US$1,91 miliar pada Februari 2022, dari US$1,33 miliar pada Januari 2022.

"Ini sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dari ekspor migas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper