Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berjanji Bakal Dukung Pasar Modal, Saham China di AS Melonjak

Dilansir Bloomberg pada Rabu (16/3/2022), Alibaba Group Holding Ltd., dan JD.com Inc., keduanya naik sekitar 20 persen pada perdagangan premarket di AS.
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Saham China yang terdaftar di bursa AS melonjak setelah berjanji untuk menjaga pasar sahamnya stabil dan mendukung pencatatan saham di luar negeri.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (16/3/2022), Alibaba Group Holding Ltd., dan JD.com Inc., keduanya naik sekitar 20 persen pada perdagangan premarket di AS.

Adapun Didi Global Inc. melonjak lebih dari 40 persen. Adapun surat berharga American Depositary Receipt (ADR) berlomba di antara saham Asia setelah pengumuman China. Adapun Indeks Teknologi Hang Seng melonjak 22 persen, rekor tertinggi.

Sebelumnya, Pemerintah China berjanji untuk meringankan tindakan keras peraturan, mendukung perusahaan properti dan teknologi dan merangsang ekonomi.

"[Pemerintah harus] secara aktif memperkenalkan kebijakan yang menguntungkan pasar,” menurut pertemuan komite kebijakan keuangan utama China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, pejabat tinggi ekonomi China.

Kantor berita resmi Xinhua melaporkan bahwa China sedang melakukan dialog positif dengan regulator AS mengenai ADR dalam pertemuan komite stabilitas keuangan dan pembangunan Dewan Negara.

Bahkan, China juga dilaporkan tidak akan memperpanjang uji coba pajak propertinya pada tahun ini.

Saham platform streaming Bilibili Inc., mencatatkan lonjakan hingga 33 persen, bersamaan dengan rencana konversi ke pencatatan saham utama ganda di Bursa Efek Hong Kong.

Dana yang diperdagangkan di bursa terkait China juga melonjak, dengan KraneShares CSI China Internet Fund naik 20 persen dan Invesco China Technology ETF naik 18 persen.

“Kami melihat sejumlah dana jangka panjang mulai mencari penawaran, dan sangat berbeda antara perusahaan yang dapat melakukan pencatatan ganda dan mereka yang tidak bisa,” kata Kepala Strategi Ekuitas Global Jefferies Sean Darby.

ADR China telah mulai rebound setelah saham China di bursa AS sempat melemah pada pekan lalu. Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengidentifikasi lima perusahaan China terancam delisting.

Kemungkinan sanksi untuk Chin meningkat di tengah hubungan Beijing dengan Rusia dan penguncian di pusat teknologi Shenzhen juga membebani sentimen.

Analis di JPMorgan Chase & Co. mengatakan bahwa beberapa nama perusahaan teknologi China tidak dapat diinvestasikan hanya dalam waktu sebentar.

"Ada banyak pesan yang menggembirakan, tetapi pasar menunggu sejumlah tindakan seperti penurunan suku bunga, lebih banyak pengeluaran fiskal, dan peraturan pelonggaran. Jika tidak, tekanan jual dapat berlanjut," ungkap Kepala Strategi Asia dan Eropa TD Sekuritas Mitul Kotecha.

Sementara itu, ahli strategi Bloomberg Intelligence Marvin Chen mengatakan ada banyak bukti untuk pemulihan U yang didukung oleh peralihan kebijakan dan valuasi.

"Untuk langkah berikutnya, kita perlu melihat pembuat kebijakan menindaklanjuti langkah-langkah pelonggaran dan mendukung pertumbuhan ke depan."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper