Bisnis.com, JAKARTA – Produsen pelat baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) masih fokus menggarap pasar ekspor eksisting di tengah kendala rantai pasok akibat konflik Rusia-Ukraina.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan GDST Hadi Sutjipto mengatakan perseroan masih berupaya memenuhi permintaan pasar Singapura dan Malaysia.
"Belum ada perubahan pasokan ke pasar-pasar baru dampak perang. Kami tidak tahu ada laporan pemesanan slab [baja] dari Italia," kata Hadi kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).
Pada 2022, GDST menargetkan pertumbuhan produksi pelat baja sebesar 12 persen. Perseroan mengalokasikan belanja modal hingga Rp100 miliar untuk mencapai pertumbuhan produksi itu.
Rinciannya, sebanyak Rp75 miliar untuk penyelesaian pabrik plate mill 2 yang diprediksi selesai pada 2023. Sementara sisa belanja modal Rp25 miliar akan digunakan untuk perawatan pabrik plate mill 1.
"Kami masih fokus menyelesaikan dua unit [ekspansi] pabrik yang masih belum selesai," ujarnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang tahun lalu konsumsi baja nasional yang dihitung dengan formula apparent steel consumption (ASC) naik 3,97 persen menjadi 15,7 juta ton, dari capaian 2020 sebesar 15,1 juta ton.
Tahun ini, produksi baja ditargetkan naik hingga 10 persen dengan catatan pengendalian impor dapat diperketat dan pertumbuhan ekonomi terjaga.
Adapun, produksi baja kasar sepanjang tahun lalu mencapai hampir 14 juta ton. Utilitas kapasitas produksi baja sepanjang 2021 telah membaik 13 persen mendekati 60 persen.