Bisnis.com, JAKARTA - Produsen baja PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) mencari alternatif pasokan bahan baku ke Eropa menyusul surutnya suplai dari Rusia yang tengah menginvasi Ukraina.
Direktur Urusan Korporat Gunung Raja Paksi Fedaus mengatakan pasokan bahan baku dari Ukraina mulai terkendala pada minggu lalu. Awalnya, pada pekan pertama dan kedua invasi, masih ada suplai dari Ukraina.
Dari Rusia dan Ukraina, Gunung Raja Paksi banyak mengimpor ferroalloy sebagai bahan baku produk besi dan baja konstruksi.
"Kami sekarang mencari alternatif yang lain, kami masih menunggu sampai kapan [perang berakhir]. Saat ini sedang mencari supplier dari Eropa dan sebagainya," kata Fedaus saat dihubungi Bisnis, Senin (14/3/2022).
Menurut laporan pasar, lanjut Fedaus, sudah ada beberapa pabrik baja di Ukraina yang menyetop suplai, artinya pasokan baja dunia telah berkurang. Dampaknya, beberapa negara pelanggan Ukraina sudah mulai meminta pasokan dari kawasan Asia.
Namun demikian, meski Indonesia belum memiliki kemampuan mengisi pasar ekspor produk baja hulu yang ditinggalkan Rusia dan Ukraina, peluang pertumbuhan kinerja pengapalan tetap terbuka.
Baca Juga
Tahun ini, Gunung Raja Paksi membidik pertumbuhan ekspor hingga 20 persen, dari capaian tahun lalu 5 persen. Pasar yang akan dibidik yakni Australia, Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Mengenai volume produksi, Fedaus memproyeksikan pertumbuhan 20 persen menjadi 1,8 juta ton, dari capaian tahun lalu 1,5 juta ton, dengan total kapasitas produksi 2,2 juta ton.
"Peluang [pertumbuhan ekspor] pasti ada. Covid-19 ini mengakibatkan pasar dunia berubah," ujar Fedaus.