Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertinggal dari Industri Halal, DinarStandard: Indonesia Masih Punya Peluang

DinarStandard menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar masih tertinggal dalam pasar industri halal dunia.
Ilustrasi produk halal./Reuters-Darren Staples
Ilustrasi produk halal./Reuters-Darren Staples

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia turut berkontribusi dengan pengadaan berbagai produk halal, mulai dari makanan hingga sektor keuangan. Sayangnya, hingga saat ini Indonesia masih defisit dalam hal ekspor produk halal.

DinarStandard mengatakan bahwa aktivitas belanja konsumen sebesar US$184 miliar pada 2020 menjadikan Indonesia sebagai pasar konsumen halal terbesar di dunia.

Hal itu tercatat dalam Laporan Pasar Halal Indonesia 2021/2022 yang diterbitkan Bank Indonesia bersama Indonesia Halal Lifestyle Center dan DinarStandard. Managing Partner DinarStandard Rafiuddin Shikoh memaparkan bahwa Indonesia masih tertinggal dan mengalami defisit.

“Kami memperkirakan sekitar US$8 miliar ekspor produk halal Indonesia pada 2020, sementara US$10 miliar untuk impor produk halal. Anda sudah dapat melihat ada defisit dari perdagangan produk halal,” jelas Rafi, Senin (14/3/2022).

Meski demikian, Rafiuddin meyakini peluang Indonesia untuk terus berkembang di sektor produk halal makin terbantu dengan banyaknyaprodusen dan UMKM yang melakukan ekspor.

“Saya pikir, Indonesia memang dapat menjadi salah satu pasar global utama,” lanjut Rafi.

Indonesia merupakan eksportir terbesar ke-9 ke Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), mengekspor US$8,6 miliar dalam produk halal (termasuk produk-produk yang secara alami halal seperti sayur-mayur). Meski nilai ini jauh lebih kecil daripada eksportir utama, China, dengan ekspor lebih dari US$25 miliar di 2020, tetapi nilai ekspor Indonesia lebih besar daripada Malaysia.

Saat ini, posisi Indonesia masih tertinggal dalam pasar halal dunia. Kontribusi Indonesia dalam pasar halal ke OKI hanya mencapai 3 persen. Sebaliknya, Indonesia menjadi pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan angka 11,34 persen dari total belanja ekonomi halal dunia.

Banyak perusahaan domestik unggulan yang berpotensi menjadi pemain global seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk., PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk., PT Mayora Indah Tbk., PT Kalbe Farma Tbk., PT Kimia Farma Tbk., dan PT Tempo Scan Pacific Tbk.

Menurutnya, Indonesia dapat memacu ekspor ekonomi halalnya hingga US$3,6 miliar setahun ke pasar OKI dan non-OKI dengan populasi muslimnya yang besar lewat fokus pada produksi produk-produk makanan olahan, khususnya produk-produk dari daging, pakan ternak, dan busana perempuan, begitu pula farmasi dan kosmetik. Indonesia pun saat ini memimpin sebagai eksportir unggulan makanan dan minuman bagi negara OKI.

Sementara itu, produk halal yang dimaksud yaitu termasuk makanan, fashion, serta farmasi dan kosmetik memerlukan tingkat kepatuhan tertentu. Hal tersebut karena membutuhkan sertifikasi halal dan standar tertentu. Selain itu, sektor ekonomi halal tidak terbatas pada makanan dan minuman, tapi juga sektor perjalanan, media, dan keuangan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper