Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan PT Angkasa Pura I (Persero) blak-blakan soal proyeksi pemulihan menuju aktivitas normal baru setelah pemerintah meniadakan syarat tes antigen dan PCR bagi pengguna transportasi umum yang sudah vaksin lengkap dan booster.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan sudah melakukan evaluasi terhadap rencana pemulihan rute-rute penerbangan sejalan dengan sejumlah relaksasi kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Berdasarkan evaluasi internal, emiten berkode saham GIAA akan menambah frekuensi jaringan domestik ke Denpasar, Makassar, dan wilayah Indonesia Timur lainnya.
“Rute-rute di atas indikasinya akan ada lonjakan. Sementara untuk ke kota besar yang tradisional menjadi kota favorit baik dinas maupun non dinas adalah Medan, Balikpapan, Surabaya,” ujarnya dalam webinar secara daring, Rabu (9/3/2022).
Maskapai pelat merah tersebut berpendapat rute yang masih menantang dan memerlukan strategi lebih jauh untuk ditingkatkan adalah ke Yogyakarta. Pasalnya saat ini lokasi bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA) masih cukup jauh apabila dibandingkan dengan Bandara Adisucipto.
“Bandara YIA ini cukup menantang dan menjadi tidak terlalu favorit bagi penumpang Garuda. Namun harapan kita ketika situasi membaik. Yakni saat perkuliahan dan universitas di Yogyakarta mulai menuju normal, kami akan melihat pergerakan yang positif dari mobilitas masyarakat,” imbuhnya.
Secara blak-blakan Bos Garuda tersebut menyebut maskapai penerbangan mendapatkan kompetisi yang kuat dari moda transportasi lainnya di kota Jawa yakni dengan perjalanan darat melalui tol dan kereta api. Dengan demikian pembukaan rute-rute dan jaringan di pulau Jawa perlu mendapat perhatian lebih dari Garuda.
Selain ekspektasi peningkatan jumlah penumpang pasca terbitnya beleid baru tersebut, GIAA juga memastikan adanya peningkatan kargo antar pulau dan ke luar negeri. Data dari Garuda mencatat penerbangan kargo ke Sydney mampu mengangkut hingga lebih dari 30 ton kargo.
Setelah adanya perilisan kebijakan yang positif bagi penerbangan domestik tersebut, Garuda juga menantikan pemerintah untuk segera membuka kembali kebijakan visa on arrival. Kebijakan tersebut dinilai akan mempermudah turis asing masuk Indonesia untuk sekaligus menggerakkan perjalanan internasional.
Sementara itu, Direktur Utama AP I Faik Fahmi menilai pergerakan domestik di wilayah timur Indonesia akan terimbas signifikan dengan adanya peraturan perjalanan baru tersebut. Pergerakan atau mobilitas masyarakat menggunakan transportasi udara itu cenderung lebih berpotensi di wilayah timur Indonesia dibandingkan dengan Indonesia bagian tengah dan barat.
“Karena kalau kita bicara wilayah timur seperti Makassar, Manado, Ambon. Pilihan pergerakan itu melalui udara. Kami melihat ini akan mendorong pergerakan yang signifikan untuk wilayah timur karena jadi pilihan utama masyarakat. Kalau Sumatera, Jawa masih ada opsi angkutan darat lewat tol dan kereta api, sehingga pilihan masih banyak,” jelasnya.
Proyeksi tersebut didasarkan dari data internal AP I. Faik mengeklaim bandara Sultan Hasanuddin menjadi satu-satunya bandara dari 15 bandara kelolaan AP I yang masih bisa mencatatkan pertumbuhan positif. Rute dan jaringan ke Makassar menjadi hub utama bagi AP I yang mencatatkan pergerakan tertinggi di antara bandara lainnya.
“Bandara Hasanuddin ini pergerakan sudah di level 70 persen dari normal. Bandara lain baru 20-30 persen dari normal. Jadi wilayah timur akan menjadi peningkatan pergerakan signifikan dibandingkan tempat lain,” tekannya.