Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Strategi Versi BI untuk Atasi Scarring Effect akibat Pandemi Covid-19

Mengatasi scarring effect merupakan salah satu fokus agenda Presidensi G20 Indonesia untuk memastikan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelum memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelum memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi efek luka memar atau scarring effect akibat pandemi Covid-19.

Mengatasi scarring effect merupakan salah satu fokus agenda Presidensi G20 Indonesia untuk memastikan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif.

Perry menyampaikan, negara G20 perlu mengatur strategi agar tidak ada negara yang tertinggi dalam pemulhan ekonomi, terutama dari scarring effect tersebut.

“Dan yang lebih penting, memberikan formulasi yang lebih baik untuk mencapai keseimbangan berkelanjutan yang kuat dan pertumbuhan inklusif,” katanya dalam Opening Framework Working Group Seminar: Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth, Rabu (9/3/2022).

Pertama, menurut Perry, yang perlu menjadi fokus perhatian adanya perlunya menyikapi isu realokasi tenaga kerja mengingat tingkat pengangguran yang meningkat selama pandemi Covid-19.

Selain itu, menurutnya, korporasi perlu menata ulang kerangka bisnis, struktur keuangan, manajemen, dan ketahanan melalui digitalisasi.

Kedua, yaitu realokasi modal untuk mengatasi stagnasi produksi dan mendukung investasi untuk meningkatkan produktivitas.

Lembaga pembiayaan juga perlu kembali didorong untuk menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan pemberian kredit modal kerja untuk lebih meningkatkan kemampuan korporasi dalam mengembangkan usahanya.

Ketiga, menyeimbangkan upaya untuk mengatasi scarring effect untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, sementara pada saat yang sama memastikan kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi,” jelasnya.

Keempat, imbuh Perry, otoritas moneter dan fiskal harus bersinergi untuk memformulasi kebijakan, menjaga stabilitas sistem keuangan atau investasi, infrastruktur, program perpajakan, dan transformasi digital sebagai motor bagi perekonomian untuk tumbuh lebih jauh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper