Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Dibuka untuk Turis Asing, Ini yang Jadi Hambatan Kunjungan

Sejumlah kondisi mulai dari kenaikan inflasi hingga konflik Rusia Ukraina diperkirakan bisa mempengaruhi minat wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali.
Ilustrasi WNA di Bandara/Istimewa
Ilustrasi WNA di Bandara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan tekanan inflasi menjadi salah satu faktor para wisatawan mancanegara mengurungkan niatnya untuk berwisata, salah satunya ke Bali.

Meskipun Bali mulai hari ini, Senin (7/3/2022), dibuka dengan kebijakan visa on arrival (VOA) dan uji coba bebas karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), ia menilai masih terdapat hambatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

“Faktor yang hambat aliran wisman adalah tekanan inflasi di negara-negara maju. Turis asal AS pastinya khawatir soal mahalnya beberapa kebutuhan pokok dan BBM sehingga pengeluaran untuk berwisata juga dikurangi,” jelas Bhima, Senin (7/3/2022).

Harga minyak dunia yang sudah berada di atas US$100 per barel serta ikut naiknya harga bahan pokok juga menjadi salah satu penghambat aliran wisman.

Faktor lainnya adalah wisman asal Eropa Timur akan mengurungkan niatnya untuk berwisata karena adanya perang Rusia Ukraina yang terjadi. Kondisi ini pula yang membuat nilai tukar Rubel, mata uang Rusia melemah.

Selain itu, penerbangan asal Rusia pun terkena imbas karena berlakunya no-fly zone di beberapa negara transit.

Meski demikian, Bhima melihat negara Asean, Australia, China, dan Jepang akan melirik Bali dengan adanya kebijakan VOA dan bebas karantina yang mempermudah kunjungan.

Senada, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menambahkan negara-negara Asean, Australia, dan China akan makin mudah datang ke Bali karena jauh dari zona konflik.

“Bali sejauh ini paling banyak pengunjung dari China dan Australia, kemudian Asia Tenggara. Jadi saya rasa negara tersebut tidak akan terhambat untuk mengunjungi Indonesia,” jelas Ahmad Heri, Senin (7/3/2022).  

Manuver pemerintah yang melonggarkan aturan karantina bertujuan meningkatkan daya tarik wisman secara bertahap. Seperti diketahui, selama ini, karantina menjadi penghalang para wisman untuk datang. Di sisi lain, pemerintah juga harus menjaga kasus Covid-19 agar terkendali dan menunjukkan tren penurunan.

“Kembali lagi ke pengendalian pandemi di Bali khususnya agar tetap terkendali. Wisman akan berpikir kembali jika ada kenaikan kasus,” jelas Ahmad Heri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper