Bisnis.com, JAKARTA – Kontrak berjangka gandum Chicago melanjutkan kenaikan harga menembus U$11 per bushel. Harga ini tercatat paling tinggi selama 14 tahun terakhir.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (3/3/2022), kenaikan harga gandum tersebut diakibatkan pengiriman gandum dari Ukraina terhenti karena perang Rusia-Ukraina.
Harga komoditas bahan baku untuk roti, mie, hingga kue ini melesat 7,2 persen menjadi US$11,33 ¾ per bushel sebelum diperdagangkan di level US$11,15 pada pukul 09.48 pagi di Singapura.
Perang Rusia-Ukraina membawa kekacauan harga ketika pasokan global berkurang akibat musim kemarau dan kekeringan. Ukraina dan Rusia mengekspor lebih dari 25 persen dari pasokan gandum dunia dan perang telah membuat kedua negara menutup pelabuhan, transportasi, dan logisrik.
Pembibitan dan panen tahun ini juga diperkirakan berkurang karena para petani akan terlibat langsung dalam peperangan.
Kekurangan pasokan gandum diproyeksikan terjadi hingga musim selanjutnya atau bahkan lebih lama. Potensi panen di Amerika Utara dan sebagian besar wilayah Eropa akan menjadi kunci untuk mengekang kenaikan harga gandum.
Pengirim utama CBH Group menyebut dengan berkurangnya pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina, maka konsumen aka beralih ke gandum Australia hingga kuartal III/2022.