Bisnis.com, JAKARTA - Perum Perhutani dan PT Sang Hyang Seri (SHS) bersinergi dengan PT PLN (Persero) untuk memasok kebutuhan bahan bakar biomassa bagi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kedua PLTU tersebut adalah PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dan PLTU Rembang, Jawa Tengah.
Bahan bakar biomassa tersebut akan digunakan dalam proses co-firing di PLTU. Co-firing PLTU adalah proses mencampur batubara dengan bahan bakar biomassa, untuk menghasilkan energi listrik.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN memaparkan, sinergi tiga BUMN tersebut adalah upaya bersama untuk menurunkan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060 mendatang. Kerja sama ini sebagai proyek yang akan dipamerkan dalam perhelatan KTT G20 November mendatang.
"Co-firing pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada tahun 2060," kata Darmawan, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (02/03/2022).
Hingga tahun 2025, PLN memerlukan sebanyak 10,2 juta ton biomassa untuk menjadi substitusi 10 persen kebutuhan batu bara di PLTU. Tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, ternyata menurut Darmawan, penggunaan biomassa dalam PLTU ini juga bisa memberikan multiplier effect, seperti membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Melalui program co-firing batu bara dengan biomassa ini kita bisa mengubah rantai pasok yang biasanya berbasis korporasi, menjadi berbasis kekuatan rakyat," imbuh Darmawan.
Baca Juga
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro menjelaskan, melalui kerjasama ini ini nantinya Perhutani akan memasok kebutuhan biomassa dua PLTU PLN untuk PLTU Pelabuhan Ratu sebesar 11.500 ton per tahun.
"Untuk bisa meningkatkan efisiensi juga, kami membangun pabrik pengolahan tanaman kaliandra dan gamal menjadi serbuk kayu di wilayah Sukabumi untuk mendekati PLTU," ujar Wahyu.
Sementara untuk PLTU Rembang, Perhutani akan memasok 14.300 ton per tahun serbuk kayu kaliandra dan gamal. Melalui skema bisnis yang sama, Perhutani akan membangun pabrik pengolahan kayu di wilayah Rembang.
“Secara rencana jangka panjang kami siap memasok kebutuhan biomassa bagi PLN mengingat ke depan kami menargetkan pengelolaan lahan untuk biomassa ini mencapai 64 ribu hektare,” tandas Wahyu.
Sinergi ini diharapkan dapat mensukseskan penerapan co-firing, khususnya dari segi penyediaan biomassa, sehingga pembangkitan tenaga listrik dapat secara berkelanjutan dan industri biomassa semakin berkembang di masa depan.