Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Marga (JSMR) Buka Suara Terkait Fenomena Truk ODOL

Direktur Pengembangan Usaha JSMR M. Agus Setiawan berharap rencana untuk pembebasan ODOL di seluruh ruas jalan baik jalan bebas hambatan dan jalan nasional bisa terealisasikan.
Sejumlah kendaraan melaju di jalan tol Jakarta - Cikampek (Japek) KM 47, Karawang, Jawa Barat, Rabu (28/10/2020). PT Jasa Marga mencatat peningkatan lalu lintas tol Jakarta-Cikampek hingga 51,6 persen dibandingkan arus lalulintas normal atau mencapai 73.201 kendaraan meninggalkan Jakarta. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Sejumlah kendaraan melaju di jalan tol Jakarta - Cikampek (Japek) KM 47, Karawang, Jawa Barat, Rabu (28/10/2020). PT Jasa Marga mencatat peningkatan lalu lintas tol Jakarta-Cikampek hingga 51,6 persen dibandingkan arus lalulintas normal atau mencapai 73.201 kendaraan meninggalkan Jakarta. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyatakan untuk bisa mengimplementasikan wacana bebas truk over dimension & over load (ODOL) harus dilakukan secara bersama-sama, baik dari sisi pemerintah, badan usaha jalan tol, dan juga pengusaha truk.

Direktur Pengembangan Usaha JSMR M. Agus Setiawan mengatakan pihaknya berharap rencana untuk pembebasan ODOL di seluruh ruas jalan baik jalan bebas hambatan dan jalan nasional bisa terealisasikan. Pasalnya, ODOL telah membuat usia jalan lebih cepat rusak.

Agus mengungkapkan, apabila penghilangan ODOL bisa benar-benar direalisasikan, maka dampaknya akan menimbulkan efisiensi yang cukup besar kepada perseroan mengingat berkurangnya beban perbaikan yang dikeluarkan bisa lebih lama dari sebelumnya.

"Ini akan mempercepat kerusakan jalan yang ada dan tentu membuat biaya pemeliharaan dari ruas jalan tidak hanya jalan tol semakin besar, sehingga harapan kita ODOL ini bisa ditiadakan," ujarnya saat ditemui media baru-baru ini.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan besarnya daya rusak ODOL memiliki nilai pangkat empat. Hal itu menjadi salah satu penyebab utama tidak tercapainya kemantapan jalan dan juga mengurangi usia jalan dengan sangat cepat.

"ODOL itu sangat besar, karena daya kerusakan ODOL itu kan pangkat empat, karena jalan itu rusaknya oleh beban berulang, jadi beban berulang sehingga fatigue kerusakan jalan itu," ujarnya saat ditemui di Kawasan Ekonomi Khusus Bitung baru-baru ini.

Dia mengungkapkan, jika dibandingkan dengan faktor yang merusak jalan lainnya seperti bencana alam, ODOL masih menjadi faktor perusak utama jalan.

Pasalnya, jika suatu jalan tengah digenangi banjir, maka untuk menanggulangi kerusakan maka dapat dilakukan penutupan jalan sampai kondisi jalan tersebut kering, sehingga tidak terjadi kerusakan.

Kendati demikian, Hedy mengungkapkan kerusakan jalan yang terjadi di Indonesia tidak bisa digeneralisir disebabkan oleh ODOL karena tergantung dengan ruas-ruas jalannya.

"Jadi ODOL itu dampaknya tidak hanya kepada kerusakan jalan tapi juga keselamatan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper