Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kolaborasi Tiga BUMN Produksi Hidrogen dan Amonia Berbasis EBT

Untuk jangka pendek, Pupuk Indonesia ingin menggunakan green power untuk pabrik Pupuk Indonesia. Selain itu, perusahaan juga sudah membangun pabrik Soda Ash untuk menyerap CO2.
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan pelat merah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Dekarbonisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan penandatanganan kerja sama tersebut, diharapkan target pemerintah dalam mengejar Net Zero Emission (NZE) pada 2060 akan tercapai.

PT Pupuk Indonesia (Persero) menyambut positif kerja sama dengan Pertamina dan PLN mewujudkan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green hydrogen dan green ammonia.

Bakir Pasaman, Direktur Utama Pupuk Indonesia mengatakan sinergi ini akan mengintegrasikan upaya BUMN dalam melakukan dekarbonisasi secara lebih terintegrasi.

"Apa pun rencana industri hijau pasti akan melibatkan Pupuk Indonesia karena harus melalui green ammonia dan blue ammonia," ucap Bakir saat penandatanganan nota kesepahaman dengan PLN dan Pertamina terkait sinergi BUMN untuk mewujudkan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green hydrogen dan green ammonia, yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (23/02/2022).

Bakir menjelaskan amonia merupakan bahan baku utama untuk memproduksi pupuk. Sedangkan green ammonia dan blue ammonia merupakan amonia yang diproses dan dihasilkan dari sumber energi yang terbarukan. Kata Bakir, amonia jenis ini memiliki kandungan karbon rendah sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat menjadi bahan baku pupuk di masa yang akan datang.

Bakir mengatakan produksi blue ammonia menggunakan blue hydrogen yang berasal dari sumber energi fosil. Bakir menyampaikan karbon yang terbentuk dari proses produksi blue ammonia yaitu CO2 harus diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi, dan terkait hal ini dikenal sebagai Carbon Capture Utility Storage (CCUS) Technology.

Menurut Bakir, jika CO2 dapat diinjeksikan ke dalam reservoir minyak ataupun gas yang sudah tidak digunakan di lokasi berdekatan dengan pabrik pupuk, akan menjadi lebih efisien. Sedangkan green ammonia, dapat diproduksi dengan menggunakan green hydrogen yang berasal dari sumber energi bersih seperti energi panas bumi.

"Kami sebelumnya sudah MoU dengan PT Pertamina Power Indonesia untuk membangun green dan blue ammonia. Hari ini dipayungi supaya lebih besar lagi dengan MoU bersama Pertamina dan PLN," ucap Bakir.

Pupuk Indonesia juga telah mengerahkan seluruh anak perusahaan untuk melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan dekarbonisasi. Bakir menyatakan perusahaan telah memiliki rencana strategis dekarbonisasi, baik jangka pendek, menengah, dan panjang.

Untuk jangka pendek, Pupuk Indonesia ingin menggunakan green power untuk pabrik Pupuk Indonesia dan juga sudah membangun pabrik Soda Ash untuk menyerap CO2.

Bakir menambahkan, dalam jangka menengah, Pupuk Indonesia ingin memanfaatkan sumur milik Pertamina yang non produktif dan tidak terpakai seperti di Lhokseumawe, Aceh, dan Cilamaya, Jawa Barat.

"Saya rasa ini bisa dicoba untuk injeksikan Co2, sehingga kita bisa mulai menghasilkan blue ammonia. Tapi mungkin waktu lebih panjang lagi kita akan membangun pabrik baru dengan memanfaatkan sumur tersebut, kerja sama dengan Pertamina atau PLN," lanjut Bakir.

 Pupuk Indonesia, lanjut Bakir juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang untuk membangun pilot power plant di kawasan industri Pupuk Kujang. Bakir masih menanti pencairan dana investasi dari METI agar segera bisa membangun pilot plant tersebut. Bakir mengaku akan menyampaikan juga kerja sama Pupuk Indonesia dengan Pertamina dan PLN kepada METI.

"Kami ingin mengintegrasikan (pilot power plant) dengan PLN dan Pertamina untuk kedepannya," pungkas Bakir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper