Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1293 UMKM Dilatih Ekonomi Inklusif dari UNDP, Jepang, dan ASYX  

Peserta pelatihan adalah UMKM yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Surabaya, serta mencakup empat sektor usaha yaitu makanan dan minuman, tekstil, furnitur dan kerajinan. Perhatian khusus diberikan untuk pelibatan pemilik usaha yang berasal dari kelompok pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pembangunan untuk PBB (UNDP), dengan dukungan dari Pemerintah Jepang, memberikan pelatihan kepada 1.293 pelaku  usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terkait ekonomi inklusif, berkelanjutan yang ramah lingkungan serta, pengetahuan digital.

Gelaran pelatihan yang dipungkaskan pekan ini tersebut melalui program bernama Bisnis Lestari, yang digelar secara daring pada Senin(21/2/2022). Program pelatihan bekerja sama dengan ASYX Indonesia, sebuah perusahaan Supply Chain Collaboration & Finance Technologies.

Peserta pelatihan adalah UMKM yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Surabaya, serta mencakup empat sektor usaha yaitu makanan dan minuman, tekstil, furnitur dan kerajinan. Perhatian khusus diberikan untuk pelibatan pemilik usaha yang berasal dari kelompok pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

Lishia Erza, CEO ASYX menyampaikan, UMKM Indonesia merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional, dan sektor ini telah mengalami dampak berat pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah menunjukkan kerentanan UMKM yang memang sudah ada sebelum pandemi. Diantaranya adalah kesulitan akses dukungan finansial karena ketidaklengkapan persyaratan/legalistas; selain kesulitan akses digital.

“Karena itu berbagai dukungan diberikan kepada UMKM. Antara lain, berupa modul pelatihan yang dikembangkan mencakup inovasi, kualitas produk, gesit dan sigap  berdasarkan prinsip inklusif, hijau, dan berkelanjutan. Selain itu, mereka juga dibekali dengan ketrampilan perumusan strategi pertumbuhan dan negosiasi dengan tujuan memampukan UMKM menjadi bagian rantai nilai di sektor masing-masing,”ujarnya.

Sebanyak 200 UMKM yang telah mengikuti proses pelatihan dan seleksi yang ketat akan menampilkan Bisnis Lestari mereka bertujuan menjadi Gesit, Untung, Sirkuler, Tangguh dan Inklusif (GUSTI). Dalam webinar yang digelar pada Senin (21/2/2022), para pembicara yang hadir menyatakan pandangan terkait pentingnya peran UMKM untuk mengurangi jejak karbon dan bertransformasi menjadi ekonomi yang lebih hijau, inklusif dan berkesinambungan.

“Inisiatif ini adalah contoh bagaimana dua negara G20, Jepang dan Indonesia, bekerja sama untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat. Hari ini Anda akan mendengar dari mitra proyek kami di sesi panel kemudian pengalaman kami dalam memfasilitasi transformasi UKM. Kami harap ini menginspirasi Anda untuk memperluas apa yang telah kami mulai dan bergabung dengan kami dalam membuat lebih banyak bisnis inklusif dan berkelanjutan,”ucap Lishia Erza.

Dr. Yunus, Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktif dan Daya Saing, menyampaikan, pada tahun 2022, 40% program menteri ditargetkan untuk UMKM. Target di 2024 UMKM yang masuk ekosistem digital meningkat 20 Jutaan.

“Inilah mengapa program UNDP yang meningkatkan dan mengeksklusifkan ekonomi digital hijau dan tumbuh dalam pelatihan adalah apresiasi tertinggi dari Kementerian Koperasi dan UKM,” ujarnya.

Norimasa Shimamura, Resident Representative UNDP Indonesia, menyampaikan, kolaborasi dan pengalaman berkelanjutan dalam cuaca di masa pandemi ini telah mengajarkan kemampuan untuk berinovasi dan mengatasi tantangan untuk tetap memenuhi agenda global 2030 untuk pembangunan berkelanjutan.

“Jadi mari kita terus bekerja sama menuangkan kepentingan bersama untuk membangun bisnis yang inklusif dan berkelanjutan untuk pulih bersama dan lebih kuat,” ucapnya.  

Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang di Indonesia menambahkan, bahwa, UMKM bukan hanya tentang ekonomi tetapi juga bagian dari budaya Indonesia. Inilah sebabnya mengapa pemerintah Jepang menyumbangkan jutaan dolar untuk mendukung inisiatif ini.

Acara hari ini akan memberikan kesempatan yang baik bagi penerima manfaat untuk menunjukkan pencapaian proyek. Menurut Kanasugi, Jepang sangat peduli dengan berbagai produk UMKM Indonesia.

“Di Instagram saya, Anda akan menemukan bahwa saya sering menikmati makanan lokal dan saya hampir setiap hari termasuk hari ini memakai batik yang dibuat oleh usaha kecil,” ucap Kanasugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper