Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia-Ukraina Kian Tegang, Harga Batu Bara Bikin Pengusaha Girang

Konflik Rusia-Ukraina yang kian tegang berdampak pada harga batu bara melonjak yang membuat pengusaha girang.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara kian melambung seiring dengan ketegangan yang makin kuat antara Rusia dan Ukraina. Bara kini diperdagangkan pada level US$233,85 per metrik ton pada Senin (21/2/2022).

Bursa ICE Newcastle mencatat kenaikan harga batu bara terus melaju seiring dengan krisis keamanan di Eropa Timur. Harga batu bara untuk kontrak Februari menguat 1,50 poin menjadi US$233,85 per metrik ton.

Penguatan tertinggi terjadi untuk kontrak Maret. Batu bara termal dihargai pada level US$209,35 per metrik ton atau meningkat 8,20 poin dibandingkan dengan perdagangan pekan sebelumnya yakni US$201,15 per metrik ton.

Kemudian untuk kontrak April, batu bara diperdagangkan pada kisaran US$188 per metrik ton atau menguat 6,15 per metrik ton dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Dari pengamatan Bisnis.com, penguatan terjadi serentak bahkan hingga kontrak Desember 2027 dengan peningkatan 3 - 5 poin dari perdagangan pekan lalu.

Kendati harga batu bara terus berada di atas US$200 per metrik ton, Tradingeconomics menerangkan bahwa harga tersebut turun drastis dari level tertinggi yang sempat terjadi pada 11 Februari mencapai US$245 per metrik ton.

Konflik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian pada pasokan gas. Pasalnya negara itu menjadi salah satu produsen gas terbesar di dunia termasuk pemasok terbesar gas ke Eropa.

Krisis tersebut memicu negara konsumen mengalihkan batu bara sebagai sumber energi. Tingginya permintaan yang tidak ditopang dengan pasokan memadai menyebabkan harga emas hitam terus menguat.

Statista mencatat pada 2020, Rusia memproduksi setidaknya 638,5 juta meter kubik gas, urutan kedua terbesar produsen gas di bawah Amerika Serikat sebesar 914,62 juta meter kubik.

Teranyar, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah di Ukraina Timur. Keduanya adalah Republik Rakyat Donetsk dan Luhanks. Sementara itu Ukraina menyebut wilayah itu sebagai rumah bagi pemberontak pendukung Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper