Bisnis.com, JAKARTA - Perhelatan Olimpiade Musim Dingin dan Tahun Baru Imlek telah membuat persediaan logam di China menumpuk lantaran konsumsi yang rendah. Olimpiade sendiri memaksa China menekan polusi di negaranya.
Dilansir Bloomberg pada Senin (21/2/2022), permintaan logam juga semakin kendur akibat tekanan pada sektor properti dan penurunan penjualan mobil.
Di antara fabrikasi China, pemulihan konsumsi telah melemah dari perkiraan sebelumnya. Kondisi ini dibuktikan dengan pabrik rod tembaga hanya beroperasi 59 persen dari total kapasitas, seperti laporan Shanghai Metals Market.
Penyebaran kasus Covid-19 di bagian timur China juga berdampak pada pembelian.
Shanghai Futures Exchange melaporkan persediaan tembaga di gudang naik 28 persen pada pekan lalu dan naik empat kali lipat sepanjang tahun ini.
Premi Yangshan, indikator permintaan impor untuk tembaga olahan, berada pada level terendah sejak Juli.
Baca Juga
Sementara itu, di pasar besi, melambatnya sektor konstruksi telah mengerek persediaan rebar ke level tertinggi selama 10 bulan, menurut Steelhome.
Stok bijih besi di pelabuhan China belum sekuat ini sejak Juni 2018, meskipun ada kampanye pemerintah untuk mencegah penimbunan dan menurunkan harga.
Kendati demikian, upaya Beijing untuk menjaga pasar seperti bijih besi dan batu bara tetap terkendali menandakan stimulus fiskal yang lebih luas yang hanya dapat mengangkat permintaan
Adapun, pabrik baja di Provinsi Hebei, China, sedang bersiap untuk memulai kembali produksi setelah pembatasan untuk memerangi polusi selama Olimpiade, menurut Mysteel.