Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (persero) mengeklaim harga avtur bersifat fluktuatif tetapi masih dalam pergerakan yang stabil seiring dengan melambungnya harga minyak dunia.
Sekretaris Perusahaan Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting menuturkan kenaikan harga minyak dunia berdampak kepada harga jual avtur. Hal tersebut dikarenakan salah satu komponen biaya penentu adalah harga publikasi Mean of Plats Singapore (MOPS) Kerosene. Fluktuasi tersebut juga tercermin dalam harga jual avtur yang dipublikasi setiap dua minggu sekali.
Berdasarkan data Pertamina, harga avtur disesuaikan dengan kode bandara domestik. Sebagai contoh, saat ini untuk harga avtur di bandara Soekarno –Hatta (CGK) untuk penerbangan internasional adalah sebesar US$75,4 cents/liter.
Sementara itu untuk kategori domestic flight price into plane / not into plane sebesar Rp11.746.95 per liter atau US$81,84 cents/liter.
“Kenaikan dan penurunan tersebut saat ini bersifat fluktuatif sehingga tergantung pada view point pengambilan data. Secara akumulatif, umumnya pergerakan tersebut masih bersifat stabil,” ujarnya, Senin (15/2/2022).
Sebagai imbas fluktuasi harga avtur, Pertamina melakukan mitigasi risiko yang dilakukan dengan beberapa pendekatan salah satunya adalah memanfaatkan penggunaan teknologi dalam sistem pembayaran, Auto Collection/top up/deposit yang dilakukan maskapai sebelum penyaluran Avtur.
Baca Juga
Dia juga menilai saat ini di tengah pandemi Covid-19, pemerintah telah mendukung multiplier effect yang dihasilkan dari industri penerbangan terhadap industri lainnya.
Selanjutnya, imbuhnya, Pertamina juga membuka kesepakatan Business-to-Business (BtoB) kepada sejumlah maskapai untuk melakukan kesepakatan harga dan pembayaran yang terbaik supaya maskapai tak terbebani dengan biaya operasi yang tinggi di tengah pandemi Covid-19.
Adapun harga minyak mentah terus meroket ke level US$95 per barel pada perdagangan Senin (14/2/2022). Kondisi tersebut berdasarkan data Bloomberg yang memperlihatkan harga minyak West Texas Intermediate menguat 1,35 poin atau 1,45 persen ke US$ 94,45 per barel. Sebaliknya, harga minyak jenis Brent naik 1,18 poin atau 1,25 persen ke level US$ 95,62 per barel.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyatakan kenaikan harga minyak dunia itu diantaranya mencerminkan kekhawatiran terhambatnya pengiriman minyak mentah di tengah ketegangan militer Rusia-Ukraina.
Tak hanya itu, pernyataan pejabat Gedung Putih bahwa aksi militer Rusia terhadap Ukraina akan dapat terjadi dalam waktu dekat telah memicu kenaikan harga minyak di akhir Jumat lalu. "Dan berlanjut hingga saat ini,” tulis tim riset MIFX, Senin, 14 Februari 2022.