Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Melambung, Bos Garuda (GIAA) Mitigasi Naiknya Harga Avtur

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mempersiapkan sejumlah mitigasi untuk menghadapi kenaikan biaya operasi pesawat seiring dengan melambungnya harga minyak dunia.
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Yogyakarta./Antara
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Yogyakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) memitigasi penaikan biaya operasi pesawat seiring dengan melambungnya harga minyak dunia yang turut berimbas kepada naiknya harga avtur.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan imbas penaikan minyak global tersebut secara otomatis berdampak kepada biaya operasi maskapai. Adapun besarnya pembengkakan biaya operasi tersebut, kata dia, juga selaras dengan besarnya penaikan harga minyak dunia.

Menghadapi kondisi tersebut, pihaknya sedang melakukan upaya mitigasi. Sayangnya, Irfan tak memerinci upaya mitigasi tersebut.

“Tentu [dampak naiknya harga minyak global] berpengaruh dan terasa juga untuk harga avtur. Saat ini, kami akan memitigasi terus,” ujarnya, Selasa (15/2/2022).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting menjelaskan pergerakan harga avtur sudah fluktuatif sesuai dengan harga pasar. Penyesuaian harga avtur, sebutnya, dilakukan setiap dua minggu sekali. Dia pun berpendapat maskapai tentunya juga sudah terbiasa dengan harga avtur yang fluktuatif.

“Kami tentunya akan menyiapkan sesuai dengan kebutuhan maskapai,” katanya.

Adapun harga minyak mentah terus meroket ke level US$95 per barel pada perdagangan Senin (14/2/2022).Kondisi tersebut berdasarkan data Bloomberg yang memperlihatkan harga minyak West Texas Intermediate menguat 1,35 poin atau 1,45 persen ke US$ 94,45 per barel. Sebaliknya, harga minyak jenis Brent naik 1,18 poin atau 1,25 persen ke level US$ 95,62 per barel.

Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyatakan kenaikan harga minyak dunia itu di antaranya mencerminkan kekhawatiran terhambatnya pengiriman minyak mentah di tengah ketegangan militer Rusia - Ukraina.

Tak hanya itu, pernyataan pejabat Gedung Putih bahwa aksi militer Rusia terhadap Ukraina akan dapat terjadi dalam waktu dekat telah memicu kenaikan harga minyak di akhir Jumat lalu. "Dan berlanjut hingga saat ini,” tulis tim riset MIFX, Senin, 14 Februari 2022.

Lebih jauh, MIFX memprediksi harga minyak bakal menguji resistance di US$ 95,5 per barel, bila naik ke atas level US$95. Tapi, jika turun hingga ke bawah level US$ 93,5, harga minyak berpeluang dijual menguji level support di US$ 93.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper