Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) memproyeksikan konsumsi oleokimia di dalam negeri akan tumbuh 20 persen hingga 30 persen seiring membaiknya ekonomi dan pariwisata nasional.
Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengatakan tahun lalu konsumsi oleokimia di dalam negeri tercatat sebesar 2,1 juta ton, tumbuh 61,5 persen dari capaian 2020 yang hanya sebesar 1,3 juta ton.
"Estimasi konsumsi produk oleochemical di dalam negeri untuk 2022, kami perkirakan 2,5 juta ton hingga 2,8 juta ton," kata Rapolo kepada Bisnis, Selasa (15/2/2022).
Pertumbuhan serapan tersebut tak lepas dari kebutuhan produk oleokimia yang sangat luas, mencakup industri kosmetik, kesehatan, pangan, hingga pestisida. Adapun, pasar oleokimia terutama digerakkan oleh sektor pariwisata yang pada kuartal IV/2021 mengalami perbaikan signifikan.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang di semua moda transportasi pada triwulan IV/2021 mengalami peningkatan secara year-on-year, angkutan udara naik 18,23 persen, angkutan laut tumbuh 9 persen, dan angkutan rel terakselerasi 17,41 persen.
Di samping itu, rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) pada kuartal terakhir tahun lalu tercatat sebesar 48,34 persen atau naik 8,87 poin secara year-on-year.
Baca Juga
Rapolo meyakini bergeliatnya sektor pariwisata yang disertai dengan pemulihan ekonomi, akan tetap menjadi pendorong konsumsi oleokimia di dalam negeri sepanjang tahun ini. Dengan kapasitas terpasang 11,3 juta ton per tahun dan 21 perusahaan anggota, kebutuhan dalam negeri dijamin terpenuhi, di samping kinerja ekspor yang diproyeksi terus tumbuh.
"Pemulihan perekonomian dan pariwisata tentu dengan menerapkan prokes akan mendorong peningkatan konsumsi produk oleochemical di dalam negeri," ujar Rapolo.