Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti global JLL mengungkapkan bahwa investasi langsung—bukan portofolio—properti komersial di Asia Pasifik mencapai US$177 miliar sepanjang 2021 dengan volume penyebaran modal kembali ke tingkat pra-pandemi yang terakhir terlihat pada 2019.
Menurut JLL, volume investasi sepanjang tahun lalu meningkat sekitar 26 persen dibandingkan dengan realisasi 2020 (year-on-year/yoy), dipimpin oleh lonjakan aktivitas di Australia dan China serta ketahanan berkelanjutan di Jepang.
Kemegahan properti di Beijing, China./Caixin Global
JLL selanjutnya memperkirakan tetap terdapat momentum yang meningkat pada 2022 dan menyebutkan bahwa volume investasi real estat di Asia Pasifik akan melampaui US$200 juta tahun ini atau naik 13 persen dibandingkan dengan 2021.
Australia menjadi negara yang paling menarik di Asia Pasifik sepanjang 2021 dengan mencatatkan peningkatan volume investasi menjadi US$35 miliar tahun lalu, melonjak 170 persen yoy, didukung oleh melesatnya permintaan terhadap properti logistik atau pergudangan.
Sektor logistik Australia menjadi sorotan dengan mencatat rekor tertinggi transaksi US$9,3 miliar, termasuk penjualan aset portofolio Milestone Blackstone senilai Aus$3,8 miliar kepada dana kekayaan negara Singapura, GIC (Government of Singapore Investment Corporation), dalam kemitraan dengan manajer properti yang listing di bursa Hong Kong, ESR Cayman.
Kemilau real estat logistik secara umum di Asia Pasifik ditandai dengan investasi mencapai US$48 miliar sepanjang tahun lalu yang mewakili pertumbuhan 50 persen yoy.
JLL memprediksi minat investasi terus berkembang tahun ini, karena pertumbuhan sewa yang kuat di Asia Pasifik, ditambah dengan keinginan investor untuk lebih memosisikan ulang portofolio mereka.
Konsultan real estat tersebut juga mengamati rebound dalam investasi kantor dan ritel sepanjang tahun. JLL menyoroti pasar perkantoran sebagai kelas aset real estat paling likuid di Asia Pasifik, sambil menghubungkan minat baru pada aset ritel kawasan itu dengan pemulihan belanja konsumen.
Menurut Stuart Crow, Kepala Eksekutif Pasar Modal JLL untuk Asia Pasifik, terdapat keyakinan kuat di investor untuk meningkatkan eksposur ke sektor properti kawasan pada 2022, dengan fokus pada kesepakatan yang lebih besar dan akuisisi platform.
Baca Juga : Insentif PPN Bikin Hunian TOD Makin Diminati |
---|
Sementara itu, Regina Lim, Kepala Penelitian Pasar Modal JLL untuk Asia Pasifik, mengemukakan iInvestor menginginkan lebih banyak eksposur ke real estat di kawasan tersebut untuk memanfaatkan pengembalian yang menarik dan bersedia meningkatkan kurva risiko untuk mendiversifikasi portofolio.
Dia memperkirakan tetap terdapat momentum yang meningkat pada 2022 dan dan menyebutkan bahwa volume investasi real estat di Asia Pasifik akan melampaui US$200 juta tahun ini.