Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presidensi G20, Indonesia Pamerkan 4 Energi Ramah Lingkungan

Indonesia akan memamerkan 4 energi ramah lingkungan dalam Presidensi G20.
Petugas melakukan pengawasan dan pengecekan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi. Istimewa/PLN
Petugas melakukan pengawasan dan pengecekan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi. Istimewa/PLN

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Presidensi G20. Transisi energi hijau berkelanjutan menjadi salah satu fokus utama dalam perhelatan internasional tersebut, sebagai upaya bersama mengurangi emisi karbon.

Lewat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia saat ini sedang mengembangkan empat energi yang lebih ramah lingkungan, diantaranya riset Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), bioetanol, teknologi fuel cell dan hidrogen.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) nasional mencapai 23,9 giga watt (GW). Angka ini menyumbang 40 persen potensi PLTP di dunia. Namun hingga saat ini, di Indonesia, potensi yang dimanfaatkan baru sebesar 2.276 MW atau sekitar 9,5 persen, sebagian besar komponen PLTP pun masih impor.

Penelitian terkait PLTP telah dilakukan BRIN melalui pengembangan PLTP modular. Pemilihan PLTP modular salah satunya mempertimbangkan potensi panas bumi di Indonesia hingga 50 MW atau hampir 35 persen tersebar di wilayah Indonesia timur.

“Lokasi panas bumi kebanyakan di daerah terpencil yang beban listriknya tidak terlalu tinggi,” ungkap Plh. Kepala Balai Besar Teknologi Konversi BRIN, Cahyadi, dilansir dari keterangan resmi, Kamis (10/2/2022).

Menurut Cahyadi, PLTP termasuk teknologi ramah lingkungan dengan emisi CO2 rendah. Jejak karbon pun rendah karena sumber energi tersedia di lokasi dan tidak membutuhkan sumber bahan bakar yang perlu usaha produksi yang menghasilkan karbon.

Selain energi panas bumi, energi nuklir juga masuk ke dalam kelompok energi baru terbarukan atau EBT. Dalam Undang-undang Energi No. 30/2007 disebutkan bahwa energi nuklir termasuk dalam kelompok energi baru. Perencanaan pembangunan PLTN sebenarnya sudah digaungkan sejak tahun 1970an.

Kawasan Nuklir Serpong merupakan kawasan pusat litbangyasa iptek nuklir yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoperasian PLTN di Indonesia.

Menurut Pengembang Teknologi Nuklir Utama BRIN, Suparman, perlu komitmen pemerintah untuk memutuskan dan menetapkan pembangunan PLTN, agar riset dan penguasaan teknologi yang telah dilakukan dapat mendukung pemerintah menuju nol karbon. Komitmen ini, perlu diwujudkan dengan pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO), organisasi yang mengoordinasikan program PLTN.

“Berbagai aspek kita sudah siap untuk membangun PLTN. Penguasaan teknologi kita sudah mampu, tinggal mempraktikkannya saja,” ucap Suparman.

Di sektor transportasi, pemerintah tengah mempersiapkan alternatif bahan bakar ramah lingkungan. BRIN tengah melakukan penelitian dan pengembangan bioetanol dan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Bioetanol merupakan salah satu Bahan Bakar Nabati (BBN) yang penggunaannya dapat digunakan sebagai aditif dan pengganti atau blending untuk bensin. Selain itu, riset terkait hidrogren sebagai bahan bakar untuk transportasi tengah dikembangkan sebagai upaya untuk menekan emisi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper