Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif PPnBM dan PPN DTP Properti Disebut Kurang Pas, Harusnya ke Mana?

Pemerintah diminta mengalihkan insentif ke sektor lain yang masih belum pulih daripada memberikan diskon ke sektor otomotif dan perumahan melalui PPnBM otomotif dan PPN DTP properti.
Pengunjung menaiki mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Antara Foto-Sigid Kurniawan
Pengunjung menaiki mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Antara Foto-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melanjutkan pemberian insentif bagi sektor otomotif dan perumahan melalui PPnBM otomotif dan PPN DTP properti. Kendati demikian, pemerintah dinilai seharusnya mengalihkan insentif tersebut ke sektor lain yang masih belum pulih.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyampaikan sektor otomotif dan perumahan merupakan di antara sektor yang sudah lebih pulih sejak tahun lalu.

Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef Riza Annisa mengatakan insentif fiskal bagi kedua sektor telah membuahkan hasil. Berdasarkan data Badan Pusat Statisitik (BPS) pada kuartal IV/2021, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 5,56 persen (yoy), dan real estat tumbuh 3,94 persen (yoy).

Sementara itu, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 4,65 persen (yoy), dan real estat tumbuh 2,78 persen (yoy) sepanjang 2021.

"Dua sektor ini mendapatkan insentif fiskal dari pemerintah di 2021 dan kita bisa lihat bahwa pertumbuhannya cukup tinggi," jelas Riza dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/2/2022).

Oleh sebab itu, Riza menilai insentif fiskal untuk kedua sektor tersebut tidak diperlukan lagi. Dia menilai terdapat berbagai sektor lain yang pertumbuhannya masih rendah, dan lebih membutuhkan dukungan dari pemerintah.

"Pemerintah melanjutkan kembali insentif fiskal tersebut, padahal sektor-sektor ini sudah mulai membaik dan sudah tumbuh dengan dorongan di 2021. Sebaiknya insentif fiskal pada dua sektor ini akan lebih baik [dialihkan] ke sektor-sektor yang masih membutuhkan dukungan fiskal dan pertumbuhannya masih lambat," tuturnya.

Dia lalu menjabarkan sejumlah sektor yang dinilai perlu dorongan dan perhatian khusus dari pemerintah. Misalnya, sejumlah sektor dengan porsi terbesar terhadap PDB 2021 yakni industri pengolahan dan pertanian.

Pada kuartal IV/2021, industri tumbuh 4,92 persen (yoy) dengan struktur PDB terbesar pertama yakni 18,80 persen. Riza menjelaskan bahwa pemerintah masih perlu memerhatikan sejumlah subsektor yakni industri karet, barang dari karet dan plastik yang tumbuh negatif -7,51 persen, serta industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh melambat 8,28 persen.

"Kita bisa melakukan prioritas terhadap sektor ini karena kita sedang menghadapi pandemi, dan kita perlu investasi di bidang kesehatan," tambahnya.

Sementara itu, pertanian tumbuh sebesar 2,28 persen (yoy) dengan struktur terbesar ketiga yakni 11,39 persen. Riza menyebut khususnya sektor lapangan usaha tanaman pangan yang tumbuh -2,04 persen, peternakan -5,24 persen, dan jasa pertanian -0,30 persen, masih membutuhkan perhatian pemerintah.

"Sektor pertanian di tanaman pangan dan peternakan masih perlu perhatian karena sektor tersebut sering mengalami inflasi, maka itu perlu perhatian khusus," ujarnya.

Adapun, pemerintah kembali menyalurkan insentif PPnBm otomotif dan PPN DTP properti untuk mendukung pemulihan dari pandemi Covid-19. Bantuan yang termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 ini, merupakan di antara program yang disalurkan lebih awal atau front-loading untuk mesntimulasi belanja masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper