Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Bali dan Papua Barat Tertinggal Tahun Lalu

Secara umum, kondisi perekonomian sebagian besar daerah di Indonesia sudah membaik dari 2020.
Sejumlah pengendara melintas di kawasan taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020). /Antara-Nyoman Budhiana
Sejumlah pengendara melintas di kawasan taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020). /Antara-Nyoman Budhiana

Bisnis.com, JAKARTA — Hanya Bali dan Papua Barat menjadi provinsi yang belum mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada 2021. Secara nasional, pertumbuhan ekonomi 2021 berada di 3,69 persen atau tumbuh dari 2020 yang masih negatif 2,07 persen.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti menjelaskan bahwa pada 2021 hampir seluruh provinsi berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Hal tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional 2021 ke 3,69 persen.

Bali dan Papua Barat tercatat sebagai provinsi yang masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif pada 2021, yakni masing-masing –2,47 persen dan –0,51 persen. Meskipun begitu, terjadi pertumbuhan dari posisi 2020 yang kontraksinya lebih dalam, yakni Bali –9,31 persen dan Papua Barat –0,77 persen.

"Bali dan Papua Barat masih negatif pertumbuhannya [pada 2021], provinsi lain sudah positif," ujar Primanto pada Selasa (8/2/2022).

Dia menjelaskan bahwa secara umum, kondisi perekonomian sebagian besar daerah di Indonesia sudah membaik dari 2020. Primanto pun menilai bahwa momentum pertumbuhan itu harus terjaga agar pada kuartal I/2022 dapat kembali terjadi pertumbuhan positif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemulihan terbesar terjadi di Provinsi Papua dengan kenaikan 12,79 persen, yakni ketika 2020 pertumbuhan ekonominya 2,32 persen dan pada 2021 menjadi 15,11 persen. Lalu, Maluku Utara mengalami kenaikan 11,48 persen, yakni pada 2020 mencatatkan pertumbuhan ekonomi 4,92 persen dan pada 2021 pertumbuhannya mencapai 16,4 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan bahwa pertumbuhan yang tinggi di Maluku terjadi karena adanya peningkatan aktivitas pertambangan bijih logam, terutama produksi bijih nikel, bijih emas, dan bijih perak.

“Demikian juga di Papua, terjadi peningkatan aktivitas pertambangan bijih logam, khususnya tembaga dan bijih emas, setra peningkatan konstruksi untuk menunjang pelaksanaan PON ke-20 di Papua,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2/2022).

Meskipun mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, kontribusi PDB Maluku dan Papua masih tercatat kecil, yaitu hanya 2,49 persen secara nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper