Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi RI Akhir Tahun 5,02 Persen, Bappenas Sebut Konsumsi Jadi Faktor Pendorong Utama

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai capaian pertumbuhan ekonomi 2021 erat kaitannya dengan pemulihan konsumsi.
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 tercatat sebesar 3,69 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian PDB di akhir tahun atau kuartal IV/2021 merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan sesuai target pemerintah.

Pada kuartal IV/2021, ekonomi tercatat tumbuh 5,02 persen (yoy). Capaian tersebut lebih tinggi dari kuartal III/2021 yakni 3,51 persen. Capaian pada akhir 2021 didorong utamanya oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 3,55 persen (yoy).

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai capaian pertumbuhan ekonomi 2021 erat kaitannya dengan pemulihan konsumsi. Karena, capaian di akhir 2021 tercatat lebih baik daripada capaian kuartal III/2021 yang sempat melambat akibat varian Delta.

"Pertumbuhan konsumsi masyarakat pada Q4/2021 adalah sebesar 3,55 persen (yoy) sudah jauh lebih baik dari pertumbuhan konsumsi masyarakat pada Q3/2021 yang sebesar 1,02 persen (yoy), di mana pada Q3/2021 terjadi lonjakan kasus delta.  Progress ini yang harus dilihat," kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti kepada Bisnis, Senin (7/2/2022).

Dengan alasan yang sama, yakni penurunan kinerja konsumsi rumah tangga, Amalia menilai hal tersebut turut memengaruhi capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021. Karena, perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi dua kali sepanjang 2021 yakni pada kuartal pertama dan ketiga.

Hal itulah, jelas Amalia, yang menjadi alasan mengapa konsumsi sepanjang 2021 hanya tercatat sebesar 2,02 persen (yoy).

"Sedangkan angka 2,02 persen itu adalah pertumbuhan kumulatif sepanjang tahun 2021, di mana pada Q1/2021 sempat konstraksi," kata Amalia.

Untuk mendorong konsumsi, maka pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk menstimulasi belanja masyarakat. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan bahwa akan melakukan front-loading sejumlah bantuan atau insentif dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Sejumlah bantuan maupun insentif yang akan disalurkan lebih dini oleh pemerintah yakni PPnBM DTP untuk otomotif dan properti, subsidi bunga KUR 3 persen, serta bantuan tunai untuk pedagang kaki lima, warung, serta nelayan.

"Penetapan harga eceran tetap dan subsidi minyak goreng, mempercepat vaksin tahap 1-2 dan booster untuk meningkatkan confidence masyarakat sehingga konsumsi meningkat. Serta disiplin melaksanakan 3M pada masyarakat," jelas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir kepada Bisnis secara terpisah, Senin (7/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper