Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi 2022 Bisa Lebih Baik, BPS: Kuncinya Protokol Kesehatan

Pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada pemulihan di sektor kesehatan.
Siluet gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Siluet gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2022 bakal lebih tinggi dibandingkan dengan 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono menegaskan bahwa pemulihan ekonomi nasional sangat bergantung pada pemulihan di sektor kesehatan. Menurutnya, apabila masyarakat dan semua pihak taat pada protokol kesehatan, maka momentum pertumbuhan pada 2021 akan terus berlanjut pada tahun ini.

Pasalnya, perbaikan di berbagai sektor hanya dapat terjadi ketika mobilitas masyarakat semakin meningkat. "Kita sepakat protokol kesehatan punya peran penting dan pemulihan di tahun 2022 ini akan menjadi lebih bagus," ujarnya, Senin (7/2/2022).

Tak hanya itu peningkatan mobilitas terjadi hanya jika kondisi pandemi Covid-19 bisa dikendalikan."Pemulihan kesehatan ini menjadi yang paling penting dalam pemulihan ekonomi," imbuhnya.

Adapun BPS mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif sepanjang 2021 berhasil tumbuh positif mencapai 3,69 persen, atau lebih baik dibandingkan 2020 yang mengalami kontraksi 2,07 persen.

Ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2021 tumbuh sebesar 1,06 persen (q-to-q) dan kalau saya bandingkan dengan triwulan IV/2020 ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen (y-o-y), dan secara kumulatif artinya selama tahun 2021 ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69 persen (c-to-c).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2021 tak lepas dari pertumbuhan mobilitas masyarakat yang signifikan pada kuartal IV/2021. Ada sejumlah peristiwa pada kuartal IV/2021 yang berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi.

Salah satunya adalah penurunan kasus positif harian Covid-19 yang sepanjang kuartal tersebut setelah pada kuartal III/2021 sebelumnya, Indonesia mengalami ledakan kasus varian delta atau gelombang kedua Covid-19.

Penurunan kasus harian tersebut signifikan berpengaruh terhadap mobilitas penduduk. Baik dibandingkan dengan kuartal III/2021 maupun kuartal IV/2020.

"Ada perbaikan mobilitas penduduk ini memengaruhi memengaruhi pergerakan dan aktivitas ekonomi terutama di sektor transportasi," ujarnya.

Dia pun memerinci bahwa perbaikan mobilitas tersebut diantaranya bisa terlihat dari peningkatan jumlah penumpang di semua moda transportasi pada kuartal IV/2021.Seperti, angkutan udara baik domestik maupun internasional yang naik 155,21 persen bila dibandingkan kuartal III/2021 dan bila dibandingkan dengan kuartal IV-2020, naik 18,23 persen secara y-o-y.

Jumlah penumpang angkutan laut naik 19,75 persen secara kuartalan atau naik 9,00 persen secara y-o-y. Tak hanya itu, angkutan rel kereta api naik 110,71 persen secara kuartalan atau naik 17,41 persen secara y-o-y. Senada, perbaikan mobilitas turut mengerek rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada kuartal IV-2021 juga mengalami peningkatan sebesar 48,34 persen, atau naik 20,31 poin kuartalan dan naik 8,87 poin y-o-y.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper