Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

McDonald's Setop Jual French Fries Large, Ketergantungan Impor Besar!

McDonald's Indonesia, menyetop sementara penjualan kentang goreng atau french fries ukuran besar akibat keterbatasan stok bahan baku.
Kentang goreng Mc Donald menjadi idola masyarakat./Instagram
Kentang goreng Mc Donald menjadi idola masyarakat./Instagram

Bisnis.com, JAKARTA — Jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald's Indonesia, menghentikan sementara penjualan kentang goreng atau french fries ukuran besar, menyusul keterbatasan stok bahan baku untuk produk tersebut.

Kondisi ini menjadi sinyal ketergantungan industri yang cukup besar terhadap bahan baku. Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Ananta mengatakan keterbatasan stok kentang yang dialami industri pemakai merupakan buntut dari disrupsi rantai global yang bersifat sementara.

"Disrupsi ini hanya temporer. Secara jangka panjang, Indonesia tetap membutuhkan impor kentang dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi,” ujar Felippa dalam siaran pers, Jumat (4/2/2022).

Felippa mengatakan kelangkaan ini tidak terlalu berdampak pada rumah tangga, mengingat jenis kentang yang dikonsumsi masyarakat umum berbeda dengan yang dipakai industri makanan. Dia mencatat pasokan bahan baku kentang dari dalam negeri hanya menyumbang sekitar 25 persen dari kebutuhan industri.

"Defisitnya dipenuhi dengan mengimpor kentang olahan, terutama varietas Atlantic, dari Eropa dan Amerika Serikat yang mutu olahnya lebih baik dan lebih stabil. Sebagian juga menggunakan kentang dari surplus kentang sayur dengan mutu olahan yang lebih rendah," paparnya.

Data Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balista) pada 2020 menunjukkan Indonesia mengimpor 25.410 ton kentang dari Belgia, 20.850 ton dari Amerika Serikat dan 19.100 ton dari Belanda dengan total nilai nilai impor mencapai $69,79 juta.

"Kelangkaan stok kentang olahan yang kini tidak saja dialami Indonesia, tetapi juga negara-negara lain," kata dia.

Salah satu penyebab kelangkaan ini adalah menurunnya kapasitas pertanian dan industri pengolahan di Amerika serikat, menyusul merebaknya pandemi Covid-19.

Faktor cuaca yang menyebabkan banjir di pelabuhan transit seperti di Vancouver, frost dan curah hujan tinggi di Afrika Selatan juga turut memicu gangguan pasokan.

Felippa mengatakan produksi kentang Indonesia fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir ini. Volume produksi dia sebut selalu melebihi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Hanya saja, sekitar 80 persen produksi kentang di Indonesia merupakan kentang sayur untuk kebutuhan rumah tangga. 

“Peningkatan produktivitas kentang dalam negeri perlu terus diusahakan supaya kualitasnya berdaya saing. Prosedur impor yang transparan dan sederhana juga diharapkan dapat memastikan ketersediaan kentang untuk kebutuhan industri,” katanya.  

Statistik tanaman sayuran dari BPS mencatat produksi kentang Indonesia dalam kurun 2016–2020 berfluktuasi dari 1,21 juta ton pada 2016 menjadi 1,16 juta ton pada 2017 dan pada 2020 mencapai 1,28 juta ton.

Di sisi lain, tingkat konsumsi rumah tangga pada periode yang sama terus meningkat dari 647.500 ton pada 2016 menjadi 726.870 ton pada 2019, lalu kembali turun menjadi 690.370 ton pada 2020.

Pada periode yang sama, volume impor berkisar 106.220 ton hingga 140.087 ton dengan nilai US$85,2 juta sampai US$124,9 juta. Pada 2020, Indonesia mengimpor kentang sebanyak 133.564 ton senilai US$114,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper