Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sedang mencari jalan keluar atau solusi terbaik dari wacana kenaikan tarif kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek yang tengah menjadi polemik di masyarakat.
Budi mengakui rencana kebijakan tersebut bukanlah hal yang mudah, terlebih bila melihat situasi dan kondisi di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
"Memang suatu posisi yang tidak mudah tapi memang kami juga mempertimbangkan usulan-usulan tersebut. Kami akan mencari jalan terbaik atau solusi untuk menyelesaikan masalah itu dengan cara-cara yang mungkin kita bahas," kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (26/1/2022).
Dia menyebut, wacana untuk menaikkan tarif KRL di Jabodetabek itu berdasarkan pada usulan dan hasil survei yang dilakukan sejumlah pihak. Namun begitu, hingga kini belum ada keputusan pasti kapan dan bagaimana realisasinya.
"Kita mengerti sekali masyarakat susah tetapi ini ada beberapa pengamat yang menganjurkan kami untuk naik sehingga kami juga harus jawab both side dan belum ada keputusan, dan saya juga harus lapor pada Pak Menko Marinvest," imbuh Budi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan wacana kenaikan tarif KRL itu didasari adanya alasan yang kuat. Penetapan besaran tarif juga bukan sembarangan.
Baca Juga
Bahkan, dia menegaskan tujuan kenaikan tarif ini akan kembali lagi kepada masyarakat selaku pengguna jasa.
"Sekali lagi ada juga kajian dan survei yang telah dilakukan. Angka yang nanti akan diketok palupun itu juga bukan angka yang muncul tiba-tiba. Itu angka hasil survei, hasil kalkulasi, konsultasi kepada pakar," ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurut Adita, pemerintah juga butuh dana untuk tetap bisa memberikan pelayanan yang baik, tapi dengan tetap mempertimbangkan kemampuan ekonomi dan keterjangkauan masyarakat dalam siatuasi pandemi Covid-19 saat ini.