Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's: Ekonomi Korea Selatan Jadi Sorotan di Asia Pasifik

Perekonomian Korea Selatan diprediksi akan tumbuh sebesar 4,1 persen pada kuartal IV/2021 setelah tumbuh 4 persen pada kuartal sebelumnya.
Monitor menampilkan nama Moody's Corp./ Bloomberg - Michael Nagle
Monitor menampilkan nama Moody's Corp./ Bloomberg - Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Moody's Analytics menunjukkan kinerja perekonomian Korea Selatan akan menjadi sorotan di kawasan Asia Pasifik. Sementara itu, kenaikan tingkat inflasi mulai terlihat di Australia dan Singapura.

Perekonomian Korea Selatan diprediksi akan tumbuh sebesar 4,1 persen pada kuartal IV/2021 setelah tumbuh 4 persen pada kuartal sebelumnya.

Kendati manufaktur diuntungkan dari permintaan luar negeri yang kuat pada sepanjang tahun 2021, kenaikan harga komoditas dan biaya impor yang terkerek telah memoderasi keuntungan perdagangan bersih Korea Selatan pada kuartal terakhir.

Pada saat yang sama, penyebaran omicron telah membuat negara ini kembali menerapkan pembatasan aktivitas sehingga akan menghambat pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pemulihan tenaga kerja.

"Kami memperkirakan kenaikan moederat pada permintaan domestik dan surplus perdagangan yang menyempit pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV [di Korea Selatan]," seperti dikutip dari laporan yang dirilis pada Jumat (21/1/2022).

Sementara itu, inflasi harga konsumen di Australia diperkirakan terkerek hingga 3,3 persen pada kuartal IV/2021, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 3 persen, akibat kenaikan harga bahan bakar dan makanan.

Adapun Singapura juga akan mencatatkan kenaikan inflasi menjadi 3,9 persen pada Desember 2021 dari 3,8 persen pada November yang didorong oleh kenaikan harga transportasi, listrik, dan pangan.

Laporan itu juga menunjukkan proyeksi arah kebijakan moneter ekonomi utama di Asia Pasifik seperti China, Jepang, dan India yang akan cenderung longgar.

"Kami tetap optimistis terhadap kinerja ekonomi China pada tahun ini seiring dengan dukungan kebijakan yang akan memainkan peran aktif untuk merangsang permintaan domestik dan menjaga stabilitas keuangan," seperti ditulis dalam laporan.

Pemangkasan suku bunga lebih lanjut bisa terjadi dalam beberapa bulan mendatang yang dibarengi dengan percepatan belanja fiskal dan infrastruktur, serta pemangkasan biaya pajak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper