Bisnis.com, JAKARTA – Pengapalan semen tumbuh 25 persen pada 2021 menjadi 11,6 juta ton dari tahun sebelumnya 9,2 juta ton.
Asosiasi Semen Indonesia mencatat total penjualan semen pada tahun lalu mencapai 77,81 juta ton, dengan 66,21 juta ton diantaranya merupakan konsumsi dalam negeri.
"Dengan kata lain total penjualan dalam negeri dan ekspor tahun lalu sudah identik dengan total penjualan sebelum pandemi Covid-19," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (24/1/2022).
Total penjualan semen pada 2019 diketahui sebesar 75,50 juta ton dengan konsumsi dalam negeri 69,99 juta ton dan ekspor 5,51 juta ton. Widodo memproyeksikan konsumsi semen dalam negeri akan tumbuh di kisaran 5 persen pada tahun ini.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor akan sangat bergantung pada perkembangan harga batu bara yang mengalami lonjakan harga dalam satu tahun terakhir.
Widodo mengatakan faktor tersebut dapat mengancam utilitas produksi untuk orientasi ekspor yang berkontribusi sekitar 15 persen dari total penjualan. Ekspor menjadi solusi utama untuk mengatasi kelebihan suplai industri semen dalam negeri.
Baca Juga
Namun, dengan kenaikan tajam harga batu bara sebagai bahan bakar industri, penanggulangan kelebihan suplai semen akan terganggu karena biaya produksi yang terkerek sekitar 20 persen hingga 25 persen. Selain harganya yang tinggi, ketersediaan batu bara juga masih terbatas.
Pelarangan ekspor batu bara yang diterapkan pemerintah pada awal bulan ini sedikit membuat pengusaha semen bernapas lega karena pasokan yang mengendur. Meski demikian, Widodo mengakui ketersediaannya belum sesuai yang diharapkan.
"Suplai masih terbatas dan belum semua perusahaan anggota ASI bisa mendapatkan kontrak harga sebagaimana aturan yang ditetapkan pemerintah tersebut," ujar Widodo.
Diketahui, kapasitas terpasang industri semen nasional pada tahun lalu berkisar 116 juta ton, dengan penambahan kapasitas sebesar 5 juta ton dari dua pabrik baru di Jember dan Jawa Tengah. Dengan rata-rata konsumsi dalam negeri yang berkisar 70 juta ton per tahun, ada kelebihan suplai semen sebesar lebih dari 40 juta ton.
Menanggulangi hal ini, pemerintah disebut-sebut tengah menjalankan moratorium pabrik semen baru dan menggenjot kinerja ekspor.