Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai impor Indonesia sepanjang 2021 mencapai US$196,20 miliar. Impor bahan baku/penolong menjadi penyumbang terbesar dan menjadi indikasi membaiknya perekonomian.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan impor bahan baku/penolong mencapai US$147,38 miliar, naik 42,80 persen dibandingkan dengan nilai pada 2020.
"Kenaikan impor juga mengindikasikan bahwa permintaan sektor-sektor di Indonesia yang mengimpor bahan baku penolong maupun modal menunjukkan bahwa ekonomi membaik," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Kenaikan impor juga terjadi pada kelompok barang modal sebesar 20,77 persen menjadi US$28,63 miliar dan barang konsumsi naik 37,73 persen menjadi US$20,19 miliar. Margo mengatakan kenaikan pada kelompok ini juga menjadi sinyal positif.
"Sementara kenaikan impor barang konsumsi menunjukkan bahwa daya beli masyarakat makin membaik," tambahnya.
Kontribusi impor bahan baku/penolong sepanjang 2021 tercatat mencapai 75,12 persen terhadap total impor. Sementara impor barang modal menyumbang 14,59 persen dan konsumsi 10,29 persen.
Baca Juga
Adapun impor pada Desember 2021 mencapai US$21,36 miliar dan menjadi impor bulanan tertinggi sepanjang tahun. Kinerja impor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10,51 persen (month-to-month/mtm).
Sedangkan secara tahunan, margo mengatakan bahwa kinerja impor pada Desember 2021 mengalami pertumbuhan yang cukup besar, yaitu sebesar 47,93 persen (year-on-year/yoy).
Pada periode yang sama, BPS mencatat total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2021 mencapai US$22,38 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2021 masih surplus sebesar US$1,02 miliar.