Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memroyeksikan transaksi berjalan pada tahun ini kembali defisit.
Faisal memaparkan bahwa kondisi ini didorong oleh surplus neraca dagang yang diperkirakan menyusut karena kinerja impor yang mulai meningkat sejalan dengan percepatan pemulihan ekonomi.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan neraca transaksi berjalan pada 2022 akan kembali mencatat defisit,” katanya, Jumat (14/1/2022).
Dia memperkirakan, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada 2022 akan mencapai sekitar -2,15 persen dari PDB.
Namun demikian, kata Faisal, angka defisit ini tetap lebih sempit dari tingkat rata-rata 3 tahun pra-pandemi Covid-19 sebesar -2,22 persen dari PDB.
Pada 2021, dia memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat surplus kecil, sekitar 0,1 persen dari PDB.
Baca Juga
Sementara, pada Desember 2021 dia mengatakan neraca perdagangan Indonesia akan melanjutkan tren surplus, meski menyusut jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Dia memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Desember 2021 sebesar US$3,16 miliar, turun dari US$3,51 miliar pada November 2021.
Kondisi ini dipengaruhi oleh kinerja ekspor yang relatif solid, didorong oleh kuatnya permintaan eksternal dan kenaikan harga komoditas, sementara pelonggaran PPKM meningkatkan permintaan impor.