Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal pengangkut batu bara dalam mengamankan pasokan bagi pembangkit listrik tenaga uap domestik.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi mengatakan bahwa upaya extra ordinary untuk percepatan proses bongkar muat batu bara ke pembangkit dipastikan melalui skema line up masing-masing unit pembangkit. Langkah itu dilakukan agar penerimaan batu bara akan berjalan efektif dan meningkatkan tingkat kesuksesan dari eksekusi atas komitmen penugasan dari Pemerintah ini.
"Berbagai skema pengaturan produksi pada sistem kelistrikan kami lakukan agar listrik tetap menyala, misalnya untuk di Sistem Jamali, PLTU hanya dibebankan sekitar 74 persen dari total kapasitasnya. Ini dilakukan sambil menunggu kedatangan pasokan batu bara tambahan," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (11/1/2022).
PLN berupaya meningkatkan stabilitas pasokan energi primer, khususnya batu bara agar dapat mencapai minimal 20 hari operasi serta mempertahankannya secara jangka panjang.
Menurutnya, perseroan terus mengembangkan aplikasi pemantauan batu bara yang ada di PLN saat ini, yaitu batu bara online menjadi super sistem digital yang mampu memberikan peringatan dini terkait ketersediaan batu bara.
Selain itu sistem antrean loading batu bara, bahkan sampai pemantauan data pemasok dalam mengirimkan batu bara sesuai komitmen kontraktualnya. Semua sistem administrasi akan dibuat secara digital yang terverifikasi dengan legal dan sah digunakan.
"Kami juga memastikan komitmen penugasan pemerintah dan pemenuhan DMO reguler akan dipenuhi oleh para mitra pemasok dengan memastikan setiap detil kebutuhan baik dari sisi kargo atau volume batu bara maupun dari sisi armada melalui pemantauan day per day," tuturnya.
PLN juga telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk jangka menengah panjang seperti mengubah kontrak jangka pendek menjadi jangka panjang dengan klausul win-win dan continuous improvement pada sistem digitalisasi.
Hingga kini, PLN telah mendapatkan komitmen pasokan dari tambang untuk menjaga keamanan produksi listrik. Total kebutuhan batubara untuk mencapai hari operasi ideal minimal 20 hari berkisar antara 16 sampai 20 juta metrik ton sesuai tingkat kesuksesan pengiriman batu bara.
Adapun, kebutuhan armada angkut untuk memenuhi hari operasi minimal 20 hari sampai dengan akhir Januari 2022 ini sebanyak 130 vessel shipment dan 711 tongkang shipment mulai terpenuhi secara bertahap dan akan segera merapat ke PLTU sesuai waktu dan lokasi yang telah ditentukan.
Ketersediaan kapal ini juga bisa terealisasi berkat dukungan Ditjen Perhubungan Laut (Hubla) dan INSA (Indonesian National Shipowners Association) atau Asosiasi pengusaha pelayaran di Indonesia.