Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina: RDMP Balikpapan Bisa Tekan Defisit Neraca Migas hingga US$2,65 Miliar per Tahun

Hal tersebut karena kilang sudah bisa menghasilkan produk bernilai jual tinggi seperti gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite) dengan kualitas Euro 5 dan propilena, produk petrokimia yang kebutuhannya masih sangat tinggi.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina mengklaim progres proyek peningkatan kapasitas produksi kilang Balikpapan atau proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) sudah hampir 47 persen.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan proyek RDMP ini nantinya dapat menekan defisit neraca migas hingga US$2,65 miliar per tahun.

Hal tersebut karena kilang sudah bisa menghasilkan produk bernilai jual tinggi seperti gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite) dengan kualitas Euro 5 dan propilena, produk petrokimia yang kebutuhannya masih sangat tinggi.

Adapun, kapasitas produksi kilang Balikpapan akan meningkat dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.

“Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk Non-BBM seperti LPG akan naik dari 48.000 ton per tahun menjadi 384.000 ton per tahun. Produk BBM seperti gasoline, diesel. dan avtur juga naik sehingga total produksi menjadi 319.000 barel per hari,” kata Nicke.

Kemajuan proyek itu dinilai dari capaian pembangunan konstruksi, ujicoba, serta sebelumnya perencanaan dan pelelangan pekerjaan.

“Kami optimistis proyek RDMP Balikpapan dapat on stream (selesai) sesuai target di tahun 2024,” lanjut Nicke.

Sebelumnya Direktur Pertamina berkunjung ke Balikpapan dan melihat langsung pekerjaan di kilang di tepi utara Teluk Balikpapan tersebut. Nicke juga merincikan ada 9 pekerjaan utama yang termasuk dalam cakupan kemajuan hampir 47 persen tersebut.

Pada Februari 2021 3 unit boiler (ketel) tiba di lokasi proyek dan pipa untuk proyek pembangunan tangki-tangki raksasa di Lawe-lawe yang juga jadi bagian dari proyek RDMP.

Pada Maret 2021, tiba reaktor alkilasi. Pada April, para pekerja memulai pekerjaan pemindahan flare atau menara obor. Pada Juni 2021, 5 unit turbin uap mulai dikirim.

Kemudian pada Juli 2021, pemisah C3 mulai dikirim, sementara di lokasi proyek para pekerja menyelesaikan tangki pemasok RFCC (Residue Fluid Catalytic Cracking). Pada Agustus 2021 mulai dikirim pemisah dan regenerator RFCC, dan mulai pemasangan reaktor alkilasi.

“Reaktor alkilasi ini komponen penting untuk menghasilkan produk gasolin standar Euro 5,” kata Nicke.

Selanjutnya, pada September 2021 para pekerja berhasil melakukan uji coba tangki pemasok RFCC, memasang turbin uap untuk Generator A, juga sukses menyelesaikan perakitan crane kapasitas 2.800 ton, dan memasang kolom propana atau pemisah propilena—alat untuk memisahkan produk propilena dengan produk propana.

“Dan akhir tahun 2021, para pekerja menuntaskan uji coba tangki pemasok RFCC dan memasangnya dengan regenerator yang pertama,” kata Nicke.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper