Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Jamin Ketersediaan Minyak Goreng Selama 6 Bulan, Harganya Rp14.000 per Liter

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan ketersediaan 1,2 miliar liter minyak goreng untuk kebutuhan selama 6 bulan ke depan, dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Seorang pengunjung memilih minyak goreng kemasan di Supermarket GS, Mal Boxies123, Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/12/2021). /Antara Foto-Arif Firmansyah-tom.rn
Seorang pengunjung memilih minyak goreng kemasan di Supermarket GS, Mal Boxies123, Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/12/2021). /Antara Foto-Arif Firmansyah-tom.rn

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan ketersediaan 1,2 miliar liter minyak goreng untuk kebutuhan selama 6 bulan ke depan, dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

Selain itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika juga mengatakan bahwa pemerintah akan menyediakan minyak goreng dengan harga sekitar Rp14.000 per liter di tingkat konsumen di seluruh Indonesia.

Dia menuturkan, sejak November 2021 pemerintah telah melaksanakan program distribusi minyak goreng kemasan sederhana sebanyak 11 juta liter melalui operasi pasar dan ritel modern.

Kemenperin pun mendorong para pelaku industri minyak goreng sawit (MGS) untuk berkontribusi terhadap program pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.

Sebanyak 70 industri MGS akan dilibatkan dalam penyediaan minyak goreng kemasan sederhana ini, dengan didukung oleh sekitar 200 packer.

“Bagi industri MGS yang ingin terlibat dalam program pemerintah ini, Kemenperin akan merelaksasi SNI MGS secara wajib untuk industri MGS yang menggunakan merek MINYAKITA. Jadi, kalau perusahaan industri terdaftar dalam program penyediaan MGS dengan merek MINYAKITA, akan kami fasilitasi percepatan sertifikasi SNI-nya,” kata Putu dalam keterangannya, Selasa (11/1/2021).

Guna memastikan ketersediaan pasokan minyak goreng, Putu telah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah produsen, antara lain PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) di Jakarta, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMART) di Bekasi, dan PT Multimas Nabati Asahan di Serang, Banten.

Menurut Putu, selama ini industri hilir minyak sawit turunan CPO telah mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

“Industri kelapa sawit telah menunjukkan progres penghiliran yang sangat baik. Saat ini terdapat 168 ragam jenis produk hilir dari kelapa sawit, sedangkan pada 2011 baru terdapat 54 jenis,” tambahnya.

Secara total, ekspor minyak sawit dan produk turunannya mencapai 33,1 juta ton per tahun, dari total produksi sebesar 53 juta ton per tahun.

Pada 2021, rasio volume ekspor antara bahan baku CPO dan produk hilirnya mencapai 9,27 persen berbanding 90,73 persen, sedangkan rata-rata rasio ekspor bahan baku dengan produk hilir selama periode 2016–2020  berada di sekitar 20 persen berbanding 80 persen.

Putu juga meminta kepada pelaku industri MGS untuk semakin meningkatkan kualitas, inovasi, dan daya saingnya melalui kegiatan research and development.

Pasalnya, pemerintah telah menyiapkan fasilitas insentif fiskal berupa super tax deduction, dengan diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300 persen bagi yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia guna terus memperbanyak produk hilir kelapa sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper