Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan pemerintah telah melakukan tahapan agar dunia usaha tidak kedodoran mengejar target larangan ekspor minerba.
"Pemerintah sudah memberikan pemanasan sejak lama. Saya sudah ngomong akan stop nikel dari 5 tahun lalu. Akan saya stop bauksit juga sudah 2 tahun lalu saya bolak-balik ngomong. Artinya ini diberi transisi, tidak tiba-tiba," ujarnya dalam wawancara dengan Bisnis, Kamis (6/1/2022).
Dia menegaskan langkah ini harus diambil karena Indonesia sudah terlalu lama di zona nyaman dengan menjual bahan mentah atau raw materials.
"Terlalu enak sehingga kehilangan kesempatan waktu booming minyak misalnya. Jangan kita kehilangan kesempatan lagi dalam booming minerba," ujarnya.
Dalam mengeksekusi kebijakan ini, Jokowi menegaskan bahwa kepentingan nasional harus didahulukan.
Dia meminta agar semua pihak tidak melihat dari sisi perusahaan per perusahaan yang tidak bisa ekspor lagi. "Kalau mereka mau naik kelas, buat dong smelter. Kalau mau naik kelas lagi buat industri turunannya. Kuncinya di nilai tambah," tegas Jokowi. Menurutnya, urusan nilai tambah tidak bisa ditawar.
Baca Juga
"Soal hilirisasi, saya sudah bilang ke pengusaha, kalau masih mau jual mentah ya ke perusahan yang punya smelter. Kalau tidak mampu, silakan cari partner yang memiliki teknologi dan modal," paparnya. "Mereka mau apa enggak? Kalau enggak, ya silakan, saya tidak ada tawar-menawar lagi."
Seperti diketahui, saat ini pemerintah sudah melakukan larangan ekspor untuk nikel. Selanjutnya, pemerintah akan melakukan kebijakan serupa untuk bauksit tahun ini. Presiden Jokowi berjanji pihaknya juga akan menerapkan larangan ekspor bahan mentah untuk komoditas timah dan tembaga.