Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi Inflasi Januari 2022 Sebesar 0,61 Persen

BI memperkirakan inflasi Januari 2022 sebesar 0,61 persen mengacu pada perkembangan harga para pekan pertama.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan perkembangan harga pada pekan pertama Januari 2022, Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga memperkirakan inflasi pada Januari ini sebesar 0,61 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Januari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,61 persen [mtm]," jelas Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran resmi, Jumat (7/1/2022).

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,61 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 2,23 persen (year-on-year/yoy).

Erwin menyampaikan bahwa penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas telur ayam ras dan bahan bakar rumah tangga (BBRT), yang masing-masing berkontribusi hingga 0,11 persen (mtm).

Penyumbang utama lainnya yaitu daging ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), cabai rawit 0,05 persen (mtm), tomat 0,04 persen (mtm), serta beras dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm).

Lalu, minyak goreng dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), jeruk, bawang putih, emas perhiasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

"Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu cabai merah dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,02 persen [mtm]," jelas Erwin.

Untuk itu, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutup Erwin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper