Bisnis.com, JAKARTA — Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan kepastian pasokan energi untuk industri manufaktur berpeluang mengompensasi kinerja ekspor yang menurun karena larangan pengapalan batu bara.
Peneliti di Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan kebijakan ini sejalan dengan upaya penghiliran bahan mentah yang tengah dijalankan pemerintah. Sebagai bahan baku energi, penggunaannya pada industri manufaktur dapat menghasilkan nilai tambah ekspor.
"Jadi yang diekspor adalah produk-produk turunan industri yang didalamnya ada input batu bara. Diharapkan bisa mengompenssasi kurangnya ekspor batu bara yang relatif nilai tambahnya lebih rendah daripada [produk] industri. Justru bukan hanya mengkompensasi tetapi bisa melebihi," jelas Heri kepada Bisnis, Selasa (4/1/2022).
Industri yang lahap batu bara seperti semen, sebelumnya dikabarkan menghentikan produksi untuk orientasi ekspor karena kurangnya pasokan batu bara di dalam negeri. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan karena pasokan yang rendah, batu bara diprioritaskan untuk produksi bagi kebutuhan pasar dalam negeri.
Sementara itu, Heri juga menyebutkan, jika kepastian pasokan energi ini berkelanjutan, tekanan pada industri yang terdampak pajak karbon akan berkurang. Hal itu lantaran ekspor bisa digenjot sedangkan harga batu bara di dalam negeri mengikuti patokan domestic market obligation (DMO) senilai US$70 per metrik ton.
Hanya saja, Heri mengingatkan pemerintah untuk menyeimbangkan upaya tersebut dengan kebijakan lain yang berorientasi pada energi hijau. Hal itu sesuai dengan komitmen pemerintah yang telah meratifikasi Perjanjian Paris dan kembali ditegaskan dalam pernyataan Presiden Joko Widodo di KTT Perubahan Iklim di Glasgow tahun lalu.
"Kita harus memperhatikan isu-isu lingkungan apalagi energi ini sangat sensitif dengan isu lingkungan apalagi energi fosil. Harus ada kepastian dari pemerintah sampai kapan PLN mau terus mengembangkan pembangkit berbahan baku batu bara dan kapan akan switch mengembangkan energi lain," katanya.