Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja negara pada 2021 mencapai 101,3 persen atau sebesar Rp2.786,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati mengatakan realisasi belanja ini tumbuh 7,4 persen secara year-on-year (yoy), dari posisi tahun lalu sebesar Rp2.595,5 triliun.
"Artinya negara membelanjakan Rp36,7 triliun lebih tinggi dari APBN sehingga berhasil tumbuh 7,4 persen," ungkapnya dalam press conference APBN KiTa 2021
Dia menegaskan kontributor terbesar dari belanja negara tahun 20212 disumbang adalah belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang masuk ke dalam belanja pemerintah pusat.
Dari data Kemenkeu, belanja pemerintah pusat pada tahun 2021 mencapai Rp2.001,1 triliun atau 102,4 persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp1.954,5 triliun. Jika dibandingkan tahun 2022, realisasi tahun lalu tumbuh 9,2 persen yoy.
"Dalam hal ini, belanja pemerintah pusat sudah bisa melakukan countercyclical," papar Sri Mulyani.
Baca Juga
Kemudian, belanja K/L sebesar Rp1.189,1 triliun atau mencapai 115,2 persen dari target yang dipasang dalam APBN 2021, yaitu Rp1.032,0 triliun. Dibandingkan tahun 2020, belanja K/L tercatat tumbuh 12,2 persen yoy.
Sementara itu, belanja non K/L mencapai Rp812,0 triliun atau hanya 88,0 persen dari target APBN 2021 yang dipatok Rp922,6 triliun. Kendati demikian, belanja pos ini tumbuh 5 persen jika dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2020.
Sri Mulyani juga menyampaikan realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pemerintah sepanjang 2021 telah mencapai Rp785,7 triliun atau 98,8 persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp795,5 triliun.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan realisasi 2020 yang sebesar Rp 762,5 triliun, realisasi TKDD 2021 tercatat tumbuh 3 persen.
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menegaskan realisasi 2021 ini lebih baik dibandingkan tahun 2020. "Semuanya lebih baik dari capaian 2020 dan bahkan dari pra-Covid-19 atau tahun 2019," papar Sri Mulyani.